Suara jeritan itu kemudian diikuti dengan berlarinya tiga sosok manusia yang berhamburan ke luar dari rumah Pak Burhan. Mbok Warti yang berlari di depan dan diikuti oleh Kuntoro dan Purnomo.
Mendengar suara tersebut, Pringgo dan Mbah Sarijo kemudian bergegas berjalan cepat menuju ke arah halaman depan rumah. Disana dilihatnya Mbok Warti, Kuntoro dan Purnomo tampak terengah-engah. Sementara Mbok Warti menuding-nudingkan telunjuknya ke arah rumah.
"Ada apa nduk?" tanya Mbah Sarijo kepada Mbok Warti ketika melihat kondisi anak perempuannya tampak ketakutan.
"Buto Ijo, Buto Ijo pak, ada Buto Ijo di lemari pakaian, aku takut pak," ucap Mbok Warti sambil menangis saking ketakutannya. Mendengar apa yang dialami dan dilihat Mbok Warti, Kuntoro menjadi pucat pasi ketakutan. Lebih-lebih Purnomo, wajahnya menjadi seputih kapas saking takutnya.
Setelah suasana menjadi tenang, Mbok Warti lalu menceritakan jika dirinya selesai membersihkan kamar dan menyeterika semua pakaian Pak Burhan dan Bu Sonya, lalu ketika membuka lemari untuk menyimpan pakaian ke dalamnya, ternyata di dalam almari ada sebuah kepala yang besar yang kulit wajahnya berwarna hijau dengan rambut yang riap-riapan, mata sebesar buah apel, dan taringnya menyeringai sedang menatap dirinya. Tentu saja Mbok Warti menjerit karena terkejut dan takut yang bukan kepalang.
Sementara itu Kuntoro dan Purnomo yang ketakutan setengah mati tampak duduk di atas rumput yang ada di bawah jambu. Tubuh mereka berdua disenderkannya ke batang pohon jambu itu sambil mengambil nafas panjang berulang-kali untuk mengurangi ketegangan dan perasaan takutnya.
"Pur, sepertinya dirimu mau diajak reuni sama Buto Ijo itu," canda Pringgo kepada Purnomo.
"Reuni ndasmu!" umpat Purnomo yang kemudian disusul dengan gelak tawa Pringgo dan Kuntoro. Melihat kedua sahabatnya tertawa tergelak, mau tak mau Purnomo juga ikut terbawa suasana dan ikut tertawa juga.
"Dasar bocah gendheng!" gerutu Mbok Warti tatkala melihat dan mendengar ketiga pemuda itu tertawa tergelak dalam suasana seperti itu. Sedangkan Mbah Sarijo hanya tersenyum melihatnya.
Tak berapa lama kemudian Mbah sarijo mengajak semuanya untuk masuk ke dalam rumah. "Tak usah takut, Buto Ijo itu sedang pergi," ujarnya.
Meski tak percaya sepenuhnya, Kuntoro dan Purnomo akhirnya masuk juga ke dalam rumah mengikuti Mbok Warti dan Pringgo yang berjalan di belakang Mbah Sarijo.