Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan yang Dicintai Gendruwo

9 November 2020   16:49 Diperbarui: 9 November 2020   17:05 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wartabromo.com/

Sementara itu Murdopo dilihatnya sudah masuk ke kamar dan rebahan diatas ranjang. "Dik, tolong punggungku dipijit!"suara Murdopo dari dalam kamar.

Riswani lalu masuk ke dalam kamar dan dilihatnya Murdopo sudah melepas bajunya serta tidur tengkurap. Lalu dengan pelan punggung suaminya dipijit-pijit. "Badanmu koq dingin sekali mas, masuk angin apa?"tanya Riswani.

Alih-alih menjawab pertanyaan isterinya, Murdopo malah membalikkan badan lalu menarik tangan isterinya, yang lalu diajak bercumbu mesra. Riswani hanya tertawa melihat "keberingasan" suaminya yang dipikirnya ini mungkin akibat dari minum jamunya Kang Trimo.

Riswani pun membalas tindakan suaminya dengan tak kalah agresifnya. Keduanya lalu berpacu mendaki jalan asmara dengan penuh gelora. Udara yang dingin karena hujan rupanya menambah suasana menjadi semakin menggila.

Kali ini Riswani merasa heran karena tandang suaminya benar-benar berbeda tidak seperti biasanya tatkala mereka berdua sedang memadu cinta. Tandang Murdopo suaminya jadi berubah seperti anak muda saja, seperti jaman masih pengantin baru saja. Baru berapa saat selesai babak pertama, babak berikutnya sudah dimulainya. "Sepertinya efek jamu Kang Trimo benar-benar mustajab, "pikir Riswani. Kali ini Riswani benar-benar merasakan kepuasan yang tiada tara.

Selagi asyik menikmati "surganya dunia" suara ketukan pintu rumah berbunyi dengan keras. "Thok,thok,thok!"

Berkali-kali suara ketukan yang keras di pintu depan rumahnya dan suara orang yang meminta dibukakan pintu rumahnya membuat Riswani yang tengah asyik bercinta menjadi kaget. Kali ini dengan menggerutu ditinggalkannya Murdopo yang  terlentang  di kasur.

"Siapa yang diluar!"suara Riswani dengan lantang dan keras sambil membetulkan pakaian yang dikenakannya.

"Dik Ris, ini aku Murdopo suamimu, cepat buka pintunya!"ujar suara yang dari luar pintu tak kalah kerasnya disela-sela derasnya hujan dan  suara berisik berkerontangan dari air hujan yang jatuh mengenai permukaan seng teras rumah.

Dengan perasaan bingung dan kaget mendengar suara suaminya dari luar rumah yang seperti itu, cepat-cepat Riswani membuka pintu rumah. Dilihatnya Murdopo suaminya masih memakai helm dan baju serta celananya tampak basah terkena air hujan berdiri di depan pintu sambil membawa berkat yang dibuntel dengan kantong kresek plastik.

Dibiarkannya sang suami masuk rumah, sementara Riswani  bergegas berjalan cepat menuju ke kamar tidur. Alanglah kagetnya ternyata "Murdopo" yang tadi bercinta dengan dirinya sudah tak ada disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun