Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Horor, Main Jalangkung di Dekat Kuburan

4 September 2019   08:11 Diperbarui: 4 September 2019   14:09 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dulu, jaman saat saya masih bujang di tahun 90-an, ada sebuah permainan tradisional yang berkaitan dengan dunia gaib atau dunia mahluk halus yang dikenal dengan nama permainan Jalangkung di kampung saya.

Permainan ini sering saya lakukan bersama kawan-kawan saya pada malam hari dengan mengambil lokasi di lapangan badminton yang berada di sebelah utara areal pemakamam umum alias kuburan.

Apa itu permainan Jalangkung? Jalangkung adalah sebuah permainan dengan menggunakan alat tempurung kelapa dan bambu yang dibentuk boneka seperti orang-orangan (manusia) yang bagian dadanya ditambahi sebatang kayu atau bambu yang ujungnya dipakai untuk mengikat kapur sebagai alat tulis.

Media yang dipergunakan untuk menulis adalah sebuah papan tulis hitam yang dibuat dari kayu serta penghapusnya.

Selain itu ada 'uborampe' yang lain berupa dupa atau hio dan kembang telon (kembang atau bunga tiga macam, biasanya mawar, melati dan kantil) sebagai sarana kelengkapan permainan Jalangkung ini.

Media dan 'uborampe' untuk acara permainan ini awalnya dibeli secara patungan bersama-sama antara saya, Kang Panjul (yang jadi pawangnya), si Jon, si Wom, dan Si Es.

Cara memainkannya dilakukan oleh dua yang dimulai  dengan meletakkan kembang telon yang telah dibuka tadi lalu membakar dupa.

Kemudian dilanjutkan dengan memegang kedua lengan yang dari kayu atau bambu boneka atau orang-orangan dari tempurung kelapa itu dengan diiringi membaca 'doa tertentu dalam bahasa Jawa' untuk memanggil mahluk gaib agar datang

 Jika telah berhasil diundang datang dan masuk ke boneka Jalangkung  tersebut yang ditandai dengan semakin beratnya bobot boneka itu serta sudah muncul adanya gerakan-gerakan yang dari boneka tersebut baik ke depan maupun ke belakang, berarti permainan menulis di papan tulis oleh Jalangkung bisa segera dimulai.

Tinggal kemudian kedua orang itu membiarkan mahluk gaib yang diundang masuk ke dalam boneka Jalangkung bergerak sendiri, apa yang hendak dituliskannya di papan tulis setelah salah seorang dari kedua pemegang lengan boneka Jalangkung itu memberikan pertanyaan kepada mahluk gaib itu.

Biasanya sih dimulai dengan saling sapa dan perkenalan dulu dengan mahluk gaib yang diundang masuk ke boneka Jalangkung itu.

Jika yang diundang datang  itu ternyata mahluk gaib yang mengaku bukan orang yang sudah mati yang dahulu tinggal di seputaran wilayah desa kami, maka acara tanya jawab dengan Jalangkung ini diteruskan.

Jika ternyata yang datang diundang masuk itu mengaku orang yang pernah hidup di desa kami atau berhubungan dengan salah seorang kerabat yang tinggal di desa kami, maka acara acara selanjutnya dibatalkan, dan diganti dengan mengundang yang lainnya.

Hal ini dimaksudkan demi menjaga agar tidak terjadi salah paham dengan warga yang kebetulan juga ikut menonton acara permainan ini.

Dari sekian mahluk gaib yang berhasil diundang datang, yang paling lucu dan suka bergurau adalah mahluk gaib yang bernama Mbah Jambe. Mbah Jambe ini ternyata suka dengan kawan saya yang bernama Si Jon.

Kalau pas si Jon ini datang, mesti langsung didapuk memegangi salah satu tangan boneka Jalangkung dan nanti Mbah Jambe akan langsung diam 'ngambruk mesra' sebentar dan lalu menyapanya melalui tulisan di papan tulis yang sudah disediakan.

Selanjutnya terjadi tanya jawab yang lucu antara si Jon dan Mbah Jambe ini yang diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan dari penonton yang lainnya. Suasana jadi meriah.

Tapi saat yang memegang Jalangkung itu salah satunya adalah Kang Panjul, mahluk gaib yang datang diundang ini biasanya kalau nggak Mbah Macan Ireng ya Tumenggung Alap-Alap yang muncul. Kalau salah satu ini yang muncul , suasana jadi sedikit  menegangkan karena kedua tamu yang diundang ini jenisnya galak. 

Apalagi kalau yang datang Tumenggung Alap-Alap, yang datang bersamaan dengan munculnya angin yang cukup kencang, suasana jadi hening dan tanya jawab pun hanya sebentar saja. Dan selanjutnya  acara kudu rehat dulu barang sejenak baru kemudian ganti mengundang yang lainnya yang sekiranya tidak galak.

Namun sayangnya acara permainan Jalangkung ini, walau terhitung ramai pengunjungnya hingga kampung sebelah utara, barat dan timur banyak yang datang melihat, harus segera berakhir. Masalahnya acara ini kemudian dibubarkan oleh Kang Har, guru ngaji yang ada di kampung saya.

Tapi yang namanya anak muda, kami tidak kurang akal. Dibubarkan ya ganti tempat buat main Jalangkungnya. Lokasi yang baru adalah di gubuk yang ada di pinggir sungai Gajah Wong.

Sayangnya tempat ini tidak menyenangkan untuk main Jalangkung. Hampir setiap main Jalangkung  yang masuk jadi tamu undangan itu adalah mahluk yang mengaku bernama Mbah Macan Putih yang mengaku sebagai penguasa wilayah sekitar situ. Galak banget modelnya.

Karena yang muncul seringnya model mahluk yang galak seperti itu akhirnya kami juga bosan sendiri. Malas untuk bermain lagi dan akhirnya bubar hingga sekarang pun tak ada lagi yang memainkan boneka Jalangkung ini di kampung yang dulu pernah saya tinggali.

Jk, 4 September 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun