Jika yang diundang datang  itu ternyata mahluk gaib yang mengaku bukan orang yang sudah mati yang dahulu tinggal di seputaran wilayah desa kami, maka acara tanya jawab dengan Jalangkung ini diteruskan.
Jika ternyata yang datang diundang masuk itu mengaku orang yang pernah hidup di desa kami atau berhubungan dengan salah seorang kerabat yang tinggal di desa kami, maka acara acara selanjutnya dibatalkan, dan diganti dengan mengundang yang lainnya.
Hal ini dimaksudkan demi menjaga agar tidak terjadi salah paham dengan warga yang kebetulan juga ikut menonton acara permainan ini.
Dari sekian mahluk gaib yang berhasil diundang datang, yang paling lucu dan suka bergurau adalah mahluk gaib yang bernama Mbah Jambe. Mbah Jambe ini ternyata suka dengan kawan saya yang bernama Si Jon.
Kalau pas si Jon ini datang, mesti langsung didapuk memegangi salah satu tangan boneka Jalangkung dan nanti Mbah Jambe akan langsung diam 'ngambruk mesra' sebentar dan lalu menyapanya melalui tulisan di papan tulis yang sudah disediakan.
Selanjutnya terjadi tanya jawab yang lucu antara si Jon dan Mbah Jambe ini yang diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan dari penonton yang lainnya. Suasana jadi meriah.
Tapi saat yang memegang Jalangkung itu salah satunya adalah Kang Panjul, mahluk gaib yang datang diundang ini biasanya kalau nggak Mbah Macan Ireng ya Tumenggung Alap-Alap yang muncul. Kalau salah satu ini yang muncul , suasana jadi sedikit  menegangkan karena kedua tamu yang diundang ini jenisnya galak.Â
Apalagi kalau yang datang Tumenggung Alap-Alap, yang datang bersamaan dengan munculnya angin yang cukup kencang, suasana jadi hening dan tanya jawab pun hanya sebentar saja. Dan selanjutnya  acara kudu rehat dulu barang sejenak baru kemudian ganti mengundang yang lainnya yang sekiranya tidak galak.
Namun sayangnya acara permainan Jalangkung ini, walau terhitung ramai pengunjungnya hingga kampung sebelah utara, barat dan timur banyak yang datang melihat, harus segera berakhir. Masalahnya acara ini kemudian dibubarkan oleh Kang Har, guru ngaji yang ada di kampung saya.
Tapi yang namanya anak muda, kami tidak kurang akal. Dibubarkan ya ganti tempat buat main Jalangkungnya. Lokasi yang baru adalah di gubuk yang ada di pinggir sungai Gajah Wong.
Sayangnya tempat ini tidak menyenangkan untuk main Jalangkung. Hampir setiap main Jalangkung  yang masuk jadi tamu undangan itu adalah mahluk yang mengaku bernama Mbah Macan Putih yang mengaku sebagai penguasa wilayah sekitar situ. Galak banget modelnya.