Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka yang Pergi, dan yang Tak Kembali

4 September 2016   14:43 Diperbarui: 4 September 2016   15:00 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cemeng dan Iteng, dok. pribadi

Foto pertama di atas adalah foto si Cemeng bersama si Iteng, dimana keduanya sedang santai di atas pagar rumah sebelah . Dinamakan Cemeng (yang dalam bahasa Jawa artinya adalah anak kucing ) karena kucing ini sejak masih bayi, dan satu-satunya yang selamat, telah tinggal bersama kami. Sementara kedua saudaranya sudah meninggal saat masih bayi, yang satu kecemplung sumur tetangga dan satunya lagi sakit tak terawat karena induknya pergi.

Sedangkan si Iteng sendiri adalah kucing yang tak diketahui darimana asalnya. Hanya karena sering berada di rumah dan berkawan dengan si Cemeng, akhirnya ikut menjadi penghuni rumah pula. Keduanya adalah kucing-kucing jantan yang paling awal menjadi hewan peliharaan di rumah.

Sayangnya, pada awal-awal tahun ini, si Cemeng pergi  menghilang untuk beberapa lama. Pulang-pulang, kondisinya sudah kurus dan tingkahnya menjadi agak liar.

Untuk beberapa hari si Cemeng tinggal di rumah dan secara perlahan badannya menjadi tambah terurus menjadi gemuk serta sehat. Namun entah kenapa ketika sudah sehat, si Cemeng ini akhirnya pergi lagi. Pergi entah kemana tidak ada yang tahu sampai sekarang. Semoga masih hidup dan tetap sehat di luar sana.

foto si Caplin, dok.pribadi
foto si Caplin, dok.pribadi
Tak berbeda dengan si Cemeng, Caplin si kucing jantan kesayangan anakku yang ragil juga menghilang entah kemana. Sudah hampir sebulan ini si Caplin lenyap tak tentu rimbanya. Apakah masih hidup atau sudah meninggal, kami semua juga tak ada yang tahu. Hanya harapan kami semua, si Caplin ini masih hidup dan tetap sehat di luaran sana.
foto si Iwul, dok pribadi
foto si Iwul, dok pribadi
Jika kedua kucing itu pergi menghilang tanpa sebab dan tak diketahui nasibnya, tidak demikian dengan si Iwul. Iwul ini kucing jantan yang merupakan kucing blasteran yang bentuk tubuh dan ekornya sangat elok untuk ukuran kucing peranakan.

Pada awalnya, sejak kecil Iwul ini tinggal di bekas kandang ayam di rumah tetangga. Namun karena sering bermain di rumah dan ikut diberi makan bersama si Iteng, Cemeng dan Caplin, lama kelamaan juga ikut tinggal dan menjadi penghuni rumah. Yang unik, si Iwul ini tak pernah lupa kepada orang yang telah memelihara dirinya saat  masih tinggal di bekas kandang ayam.

Tak jarang dia duduk di depan pintu rumah dan menggaruk-garuk pintu, dan setelah dibuka lalu menggesek-gesekkan kepala dan badannya kepada si pemilik rumah.

Sekarang,  semua cerita tentang si Iwul hanya tinggal kenangan. Sekitar tiga bulan yang lalu, iwul telang pulang ke sang pencipta-Nya. Dokter hewan di lkinik khusus hewan gagal menyelamatkan nyawanya.

Luka parah pada bagian dalam  perutnya yang kemungkinan besar karena tertabrak kendaraan roda dua, telah merengut nyawanya. Jenazahnya kini dikubur di kebun yang ada di sebelah barat rumah. Selamat jalan Iwul, semoga kau tenang disisi-Nya ... Aamiin.

Podjok pawon, September 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun