Joglo merupakan salah satu bangunan kuno yang masih banyak dijumpai di Kotagede, meski secara perlahan semakin sedikit saja jumlahnya. Apalagi sudah banyak banguna joglo yang rusak berat saat terjadi bencana gempa bumi Mei 2006, sehingga tidak sedikit sisa-sisa kayu runtuhan rumah joglo yang kemudian dijual begitu saja dengan harga yang murah saat itu. Patut disyukuri,  masih ada  rumah joglo yang berhasil direnovasi kembali yang boleh dikatakan tanpa ada perubahan dari bentuk asli bangunan tersebut, yang dilakukan secara mandiri. Artinya,  bangunan ini direnovasi dengan biaya sendiri oleh pemiliknya atau oleh ahli waris dari pemilik rumah joglo. Salah satunya adalah  rumah joglo milik Bapak R. Noordjohan (alm), yang terletak di Kampung Citran, Jagalan Kotagede, yang direnovasi oleh ahli warisnya.
Foto: Bangunan rumah joglo milik Bapak R. Noordjohan diambil dari sisi barat-selatan pendopo.
Foto:  Bangunan pendopo diambil dari sisi utara dan  perhatikan langit-langit bangunannya yang diberi tutup lembaran-lembaran kayu, sehingga usuk maupun reng kayu dan gentengnya tidak kelihatan.
Foto: Bagian tengah atas dan ukiran kayu melintang yang diantara  4 soko guru pendopo.
Foto: Bangunan emperan disisi timur pendopo.
Foto: Sebagian bangunan pringgitan yang atapnya bergenteng sirap (genteng yang berbentuk seperti sirip ikan), dan disebelah timur tampak pintu masuk ke rumah lewat gandok wetan yang merupakan pintu sehari-hari dilewati.
Foto: Salah satu daru 4 tiang tiang penyangga pringgitan yang berbentuk ulir-uliran.
Foto: Angin-angin (krepyak, dalam bahasa Jawa) yang terletak diatas pintu masuk ke ndalem rumah joglo. Perhatikan sisa-sisa prodo yang berwarna kuning keemasan yang masih tampak menempel pada ukiran-ukirannya.
Foto:Senthong Tengah.
Foto: Senthong Tengen (kanan)
Foto: Senthog Kiwo (Kiri)
Foto: Ukiran yang melintang diatas, diantara keempat soko guru bangunan di ndalem (joglo), yang berwarna warni.
Foto:  Gandok Kiwo, bagian tengah lantai  yang menuju pintu diubah ketinggiannya mendekati lantai kanan-kirinya.
Foto : Kondisi pawon (dapur) Â yang masih utuh yang memakai atap rumah kampung, sementara bangunan di sebelah timurnya ini dibangun seadanya, karena sewaktu gempa Mei 2006, bangunan ini rusak parah.
Foto: Kamar mandi dengan bak air yang besar yang setelah direnovasi diperkecil, dibelakangnya masih tampak sisa-sisa  ukiran didinding yang berupa sayap dan ekor burung. Foto: Hasil jepretan sendiri.
Lihat Sosbud Selengkapnya