Keanekaragaman dan keragaman menjadi hal yang sangat perlu ditekankan pada masa kini. Didalam sebuah organisasi pasti banyak orang-orang dengan latar belakang  yang berbeda-beda, sehingga memiliki pemikiran yang berbeda-beda juga. Sudah tugas bagi seorang pemimpin untuk menyatukan mereka agar bisa membangun sebuah budaya yang tepat di dalam sebuah organisasi.
Saat sebuah organisasi memiliki budaya yang benar dan tepat, budaya itu sendiri bisa membantu seorang pemimpin dan tim-nya untuk mencapai tujuan organisasi. Budaya yang kuat akan meningkatkan komitmen karyawan terhadap nilai, tujuan, dan strategi organisasi itu sendiri.Â
Being a great place to work is the difference between being a good company and a great company. -Brian Kristofek
Culture
Saat berbicara tentang budaya perusahaan, sebenarnya apakah itu budaya? Budaya adalah seperangkat nilai, kunci, asumsi, pemahaman, dan norma yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru sebagai hal yang benar. Mungkin lebih simpelnya, budaya adalah keyakinan bersama tentang bagaimana 1 hal biasa dilakukan.Â
Jika kita melihat definisi budaya di atas, apakah yang dapat kita simpulkan tentang budaya organisasi? Kita dapat menyimpulkan bahwa budaya adalah sesuatu yang diturunkan secara turun menurun. Sehingga budaya tersebut tidak akan hilang, melainkan akan tertanam didalam organisasi itu sendiri.
Setiap perusahaan pasti ada budaya yang tertanam didalamnya. Ada budaya yang kuat, ada juga budaya yang lemah. Sebenarnya, intinya, setiap pemimpin harus memimpin pengikutnya agar bisa beradaptasi dengan budaya yang ada di perusahaan. Jika saat adaptasi, ternyata budaya tersebut tidak cocok, mereka bisa menyingkirkan budaya tersebut bukan? Itulah pentingnya adaptasi agar tidak merusak organisasi!
I think as a company, if you can get those two things right, having a clear direction on what you are trying to do and bringing in great people who can execute on the stuff, then you can do pretty well. -Mark Zuckerberg
Saat budaya yang dijalankan adalah budaya yang tepat, budaya bisa menjadi kekuatan atau keuntungan bagi perusahaan. Hal ini yang biasanya dinamakan dengan Culture Strength. Salah satu kekuatan dari budaya adalah "High Performance Culture" atau budaya dengan kinerja tinggi.Â
High Performance Culture
Budaya organisasi dengan kinerja tinggi didefinisikan sebagai organisasi yang pemimpinnya bisa memimpin tim nya untuk mencapai tujuan organisasi, namun juga menjunjung tinggi budaya yang ada di dalam tim nya. Jadi, biasanya pemimpinnya tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga fokus pada komunikasi dan hubungan antar anggota tim.
Menurut buku "The Leadership Experience" karya Richard L. Daft, High Performance Culture dibagi menjadi 4 kuadran utama. Kuadran A, Kuadran B, Kuadran C, dan Kuadran D. Dimana setiap kuadran mewakili tipe pemimpin pada tiap organisasi yang memiliki sifat yang berbeda-beda.
Kuadran A
Para pemimpin di kuadran A biasanya bisa memenuhi tujuan kinerja mereka, tetapi gagal menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Mereka hanya mementingkan hasil pekerjaan dari tim nya. Asal pekerjaannya selesai, ia tidak peduli dengan keluhan ataupun tanggapan tim nya.Â
Biasanya perusahaan dengan pemimpin tipe di kuadran A ini, tidak bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Mengapa? Karena "perekat" dalam organisasi tersebut hilang. Yang dimaksud dengan perekat adalah budaya, tanpa adanya budaya yang baik, lama kelamaan anggotanya mungkin muak dengan sifat si pemimpin bukan? Kalau kamu adalah salah satunya, apakah yang akan kamu lakukan?
Kuadran B
Kuadran B sebenarnya yang disebut dengan "High Performance Culture", dimana pemimpinnya bukan hanya mementingkan hasil, namun juga mementingkan value atau nilai pada timnya. Biasanya, perusahaan yang mempertahakan kesuksesan masa panjang, pemimpinnya berada di tipe kuadran B. Sebenarnya apakah yang membuat pemimpin bisa di sebut sebagai pemimpin dengan kinerja tinggi?
- Organisasi didasarkan pada misi atau tujuan organisasi yang solid
- Bersama-sama mewujudkan nilai responsif bersama yang memandu keputusan dan praktik bisnis
- Mendorong keduanya, hasil pekerjaan dan budaya organisasi
Corporate culture is the only sustainable competitive advantage that is completely within the control of the entrepreneur. -David Cummings
Kuadran C
Pemimpin organisasi di kuadran ini bisa dikatakan pemimpin yang gagal. Mengapa? Jika dilihat, kuadran C adalah kebalikan dari kuadran B. Pemimpinnya tidak dapat mencapai tujuan organisasi, dan tidak memperhatikan budaya dan nilai dari tim nya sendiri. Jika ada pemimpin seperti ini, menurutmu apakah akan berhasil? Tentu tidak akan kan?
Kuadran D
Di kuadran D, pemimpin memiliki sifat yang bertolak belakang dari pemimpin di kuadran A. Pemimpin di kuadran ini hanya fokus pada nilai atau budaya dari tim. Mereka tidak mencapai tujuan dari tim, sehingga tidak bisa disebut baik juga. Lebih baik pemimpin di kuadran A, karena setidaknya mereka dapat mencapai tujuan tim.
Contoh dari kuadran D adalah perusahaan LEGO. Perusahaan LEGO didasari dengan imajinasi dan kreativitas tim nya. Saat sedang marak-maraknya permainan berbasis video, LEGO tidak bisa mencapai target mereka pada saat itu. Hal ini yang disebut dengan tim yang memiliki value yang baik namun, memiliki performa yang rendah.Â
There's no magic formula for great company culture. The key is just to treat your staff how you would like to be treated. -Richard Branson
Sekarang sudah jelas bukan? Kalau kamu sendiri, berada di tim kuadran yang mana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H