Mohon tunggu...
JASON MATTHEW TIRTADJAJA
JASON MATTHEW TIRTADJAJA Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi dengerin lagu🎵

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Bahasa Indonesia terhadap Integrasi Nasional

26 Oktober 2022   19:40 Diperbarui: 26 Oktober 2022   19:47 2176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemunculan bahasa daerah tentunya disebabkan oleh adanya faktor latar belakang sejarah yang memiliki kesamaan di tiap daerahnya, sehingga munculah berbagai macam bahasa daerah. Oleh karena itu bahasa daerah banyak dikuasai oleh para-para tetua. Namun karena seiring pergantian zaman, jumlah penutur bahasa daerah mulai berkurang dan tidak diseimbangi dengan pertambahan jumlah penerus yang menggantikan penutur. Sehingga semakin banyak kalangan muda di zaman ini dan di masa depan yang tidak akan mengetahui atau mungkin acuh tak acuh akan adanya keberagaman bahasa daerah.

Ancaman ini mulai terjadi sejak tahun 1991, berdasarkan data yang sudah dikumpulkan terdapat sejumlah bahasa daerah di yang tmengalami kepunah. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI melakukan penelutuan yang dilaksanakan dari tahun 1991-2017, mereka mendapatkan hasil bahwa terdapat sebanyak 13 bahasa daerah yang tidak digunakan lagi atau yang disebut telah punah. Bahasa daerah yang mengalami kepunahan yaitu 11 bahasa daerah di daerah Maluku dan 2 bahasa dari daerah Papua.

Seiring berjalannya zaman, bahasa daerah mulai jarang dipakai karena dianggap kurang efektif saat dipakai ke lingkungan sosial yang beragam. Selain itu banyak anak muda zaman sekarang enggan untuk menggunakan bahasa daerah karena berkemungkinan besar akan mengalami diskriminasi atau dikucilkan dari lingkungan sosial mayoritas. Seiring berjalannya waktu pengguna bahasa Indonesia semakin meningkat sehingga dapat mempererat komunitas-komunitas yang beragam namun secara tidak langsung dapat menyingkirkan penggunaan Bahasa daerah yang semakin menurun.

Endang Aminudin Azis, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyatakan bahwa bahasa daerah dari semua wilayah di Indonesia terancam punah. Tidak hanya di wilayah bagian timur saja, bagian barat pun juga.Contohnya yaitu bahasa Sunda yang penggunanya cukup banyak, yang penutur awalnya sekitar 48 juta, sekarang jumlah mengalami penurunan sekitar 2 juta dalam waktu 10 tahun.

 

BAB III

KESIMPULAN

 

Bahasa Indonesia memang menjadi penyatu kita antara sesama warga Indonesia, namun bukan berarti kita harus membiarkan bahasa daerah punah begitu saja. Justru keberagaman itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang membedakan kita dengan bangsa lain. Oleh karena itu, pengedukasian masyarakat mengenai bahasa daerah secara menyeluruh sangatlah penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun