Esok harinya, Alvaro datang ke sekolah dengan jaket barunya. Semua mata langsung tertuju padanya. "Keren banget, Al! Lo selalu paling update!" seru seseorang. Namun, di balik senyum puasnya, Alvaro mulai dihantui rasa bersalah. Ia tahu tagihan pinjamannya akan jatuh tempo dalam waktu seminggu, sementara ia belum punya uang untuk melunasinya
Sore itu, ketika ia pulang, ibunya menunggu di ruang tamu dengan wajah tegang.
"Alvaro, ini apa?" tanya ibunya sambil menunjukkan pesan dari pihak pinjaman online.
Alvaro terdiam. Ia mencoba mengarang alasan, tapi ibunya memotong.
"Kamu tahu gak ini bunga pinjamannya besar banget? Kita gak punya uang untuk ini, Alvaro!" suaranya mulai bergetar.
Alvaro akhirnya jujur tentang tekanan gengsi yang ia rasakan di sekolah. "Bu, semua orang nilai dari apa yang kita pakai. Kalau aku gak kayak gini, aku bakal dianggap remeh," katanya.
Ibunya menatap Alvaro dengan mata berkaca-kaca. "Nak, gengsi itu gak akan bikin hidupmu lebih baik. Malah, lihat sekarang. Kamu justru merusak kepercayaan kami."
Akhirnya Alvaron pun sadar.Malam itu juga, Alvaro mengambil semua barang-barang mewahnya, memotretnya satu per satu, dan menjualnya di aplikasi preloved. Ia tahu, rasa malu akan datang, tetapi ia memilih untuk memperbaiki kesalahannya. Esoknya, ia datang ke sekolah dengan pakaian sederhana.
Teman-temannya sempat terkejut. Alvaro pun menceritakan segalanya, bahwa ia hanyalah gaya semata, ia tidaklah seperti Superstar yang memiliki banyak uang.Â
Mendengar itu, banyak teman-teman Alvaro yang meninggalkannya, terutama sahabatnya Victor yang langsung pergi sambil mengoceh "Tch, gue kira banyak uang karena gaya pakai barang mewah, ternyata utangnya yang banyak." Alvaro menghiraukannya karena ia tahu bahwa itu benar, Alvaro lupa bahwa ia memiliki sahabat yang memang betul adalah seorang sahabat sejati, yang tidak akan meninggalkan Alvaro, Rafael, datang mendekatinya
"Bro, lo tetep keren kok, gak peduli lo pake barang apa," kata Rafael sambil menepuk bahunya. "Utang lo itu lupakan aja, jadikan ini sebagai pelajaran, jalanilah hidup baru tanpa memikirkan soal gengsi." Alvaro sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Rafael, bahwa Rafael telah benar-benar peduli kepadanya dan telah menemaninya di saat senang maupun susah.Â