1. Definisi Etika
Etika secara bahasa artinya adat atau kebiasaan. Etika secara istilah merupakan sebuah kebiasaan atau perilaku suatu individu atau kelompok yang disusun berdasarkan norma. Kebiasaan atau kultur tersebut terjadi secara alamiah di kelompok masyarakat tersebut. Prinsip untuk menentukan baik dan buruk menurut etika bersumber dari akal manusia (Bakhtiar, 2013).
Etika mengupayakan keluhuran budi dengan cara mendorong manusia menggunakan akal budi dan daya pikirnya untuk menjadi baik, sesuai dengan kaidah, peraturan, dan perundang-undangan yang ditetapkan. Terdapat berbagai macam pandangan yang berasal dari kajian etika dalam menentukan baik dan buruk, seperti pandangan humanisme, sosialisme, vitalisme, hedonisme, dan utilitarianisme (Bakhtiar, 2013). Dalam islam, etika diperlukan dalam bekerja. Dengan demikian, seseorang mampu menentukan sikap kerja untuk dijadikan bahan refleksi atas pandangan hidup yang mengarah pada nilai-nilai ketuhanan dan  mempengaruhi amal, kerja, serta penghasilannya, baik berbentuk material maupun non material (Soebarna, 2023).
2. Etika Bekerja dalam Islam
Menurut pandangan agama islam, bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Azhari & Usman, 2022). Islam menjunjung tinggi nilai bekerja (Fachrudin, 2017). Dengan bekerja, seseorang dapat mengekspresikan dirinya sebagai manusia. Bekerja atau beramal adalah bentuk eksistensi manusia. Artinya, manusia ada karena kerja dan kerja itulah yang memenuhi eksistensi kemanusiaan (Azhari & Usman, 2022).
Konsep Al Islamu 'Aqidatu 'Amalin Wa 'Amalu 'Aqidatin (Islam sebagai ideologi praktis, juga sebagaimana juga praktek ideolog) terdapat dalam beramal dan bekerja (Leaman, 2019). Menurut pandangan agama islam, nilai manusia didasarkan pada amal atau kerjanya. Artinya, manusia ada karena amalnya dan dengan beramal baik maka derajat yang tinggi dapat tercapai, yaitu bertemu dengan Tuhannya dengan penuh keridhaan (Azhari & Usman, 2022). Allah SWT. berfirman:
 Â
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan jangan ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (QS. Al-Kahf 18: 110)
Prinsip dasar Islam yaitu melakukan pekerjaan yang bernilai dan bermanfaat. Apabila melakukan pekerjaan yang sia-sia dan mudharat maka dianggap sebagai pekerjaan yang terlarang, bahkan dianggap sebagai sekutu setan. Setiap pekerjaan baik yang dilakukan karena Allah SWT., setara dengan jihad fi sabilillah yang memerlukan  motivasi (Kurniawan, 2019). Allah SWT. berfirman:
Â
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al-Anfal [8]: 27)
Berdasarkan ayat tersebut, disebutkan bahwa etika dalam bekerja diantaranya adalah bersikap amanah dan profesional dengan bertanggung jawab penuh melaksanakan tugas yang telah dibebankan (Fachrudin, 2017). Etika profesi berhubungan dengan cara seseorang menjalankan profesinya secara profesional. Dengan begitu, para pekerja profesional dapat bekerja dengan baik serta  mempertanggungjawabkan tugas dan pekerjaannya (Azhari & Usman, 2022). Etika dalam bekerja penting untuk diterapkan sesuai dengan syariat islam, diantaranya adalah ikhlas, jujur, amanah, dan adil (Al-Bar & Chamsi-Pasha, 2015). Selain itu, terdapat banyak hadits Nabi yang memerintahkan agar bekerja secara halal dan menjauhi yang haram, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut.
"Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu (1) ketika berbicara ia dusta, (2) ketika berjanji ia mengingkari, dan (3) ketika ia diberi amanat ia berkhianat."
3. Ikhlas dalam Bekerja Menurut Islam
Ikhlas memiliki makna hati yang tulus, suci, dan kesediaan. Kejujuran seorang hamba atas keimanan, perilaku, dan ketetapan hati yang dimaksudkan hanya untuk Allah SWT disebut sebagai keikhlasan.(Taufiqurrahman, 2019). Ikhlas dalam melakukan suatu pekerjaan merupakan syarat penting amal dan perbuatan umat manusia diterima di hadapan Allah SWT. Jika melakukan suatu kegiatan atau aktivitas salah satunya termasuk bekerja, akan mendatangkan rahmat dari Allah SWT apabila dilakukan dengan keikhlasan (Iman & Prasetyo, 2020).
Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT banyak menyebutkan tentang ikhlas diantaranya yang terdapat dalam QS. Al-A'raf ayat 29:
Â
Artinya: "Katakanlah, "Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula."
Ikhlas merupakan salah satu kualifikasi moral yang sudah semestinya dimiliki oleh orang yang berbudaya islami. Pelayanan dan kasih sayang walau tanpa adanya suatu hubungan ataupun keterkaitan merupakan bentuk dari sifat ik hlas itu sendiri. Oleh karena itu, ikhlas merupakan energi jiwa yang membatasi diri dari segala hal yang buruk (Azhari & Usman, 2022).
4. Jujur dalam Bekerja Menurut Islam
Dalam Islam, kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan manusia, maka dari itu agama Islam memberi perhatian yang serius terhadap kejujuran. Jujur memiliki makna kata shidq yang berarti benar dan dapat dipercaya. Secara lebih jelas, berkata dan berperilaku berdasarkan keabsahan yang sebenar-benarnya merupakan sebuah kejujuran. Selain itu, dapat diartikan pula sebagai mengatakan hal secara berterus terang (Madani, 2021).
Dalam Al-Quran maupun hadits telah banyak disebutkan dalil terkait kejujuran, seperti yang terkandung didalam QS. Al Ahzab ayat 70 sebagai berikut:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar."
Berkata dan berperilaku jujur merupakan kunci ketenangan dalam menjalani kehidupan. Orang yang senantiasa berperilaku jujur, hatinya akan selalu tenang dan tentram karena tidak akan dihantui oleh rasa bersalah dan takut akan kebohongannya yang akan terungkap. Sebaliknya, orang yang biasa berkata bohong dan tidak jujur, hidupnya menjadi tidak tenang, dikejar-kejar oleh kebenaran, selalu merasa khawatir kebohongannya terbongkar, dan akan menanggung rasa malu (Madani, 2021).
5. Amanah dalam Bekerja Menurut Islam
Sifat amanah adalah melaksanakan tugas yang dibebankan. Dasar pemilihan seorang karyawan atau pekerja haruslah bahwa dia adalah seseorang yang kuat dan dapat dipercaya. Sebab, dengan kekuatan dirinya mampu melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya dan dengan amanah dirinya melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya (Fachrudin, 2017). Dengan bersikap amanah ia dapat menempatkan suatu perkara pada tempatnya, sedangkan dengan kekuatan ia akan mampu menjalankan kewajibannya. Allah SWT berfirman:
 Â
"Salah seorang dari kedua perempuan itu berkata: "Wahai ayahku, Â ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".(QS. Al-Qashash 28:26).
Amanah merupakan suatu prinsip pertanggungjawaban kepada Allah SWT. Dalam mengerjakan suatu pekerjaan, kita harus bertindak amanah kepada organisasi, masyarakat, negara maupun individu.
Â
6. Adil dalam Bekerja Menurut Islam
Adil artinya tidak ada diskriminasi atau perbedaan perlakuan terhadap sesuatu. Pegawai yang bekerja harus membawa nilai-nilai keadilan dan mengamalkannya dalam kehidupan kerjanya. Allah SWT memerintahkan kepada semua manusia untuk bersikap adil agar tercapainya kebaikan bersama pada setiap orangnya (Juliandi, 2014). Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Q.S. Al-Maidah 5:8).
Yang dimaksud dengan keadilan adalah setiap orang harus diberi perlakukan sesuai dengan semestinya (meletakkan sesuatu pada tempatnya), tanpa dibeda-bedakan/diskriminasi. Seorang pemimpin harus bersikap adil terhadap pekerjanya dengan memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya masing-masing, sedangkan pekerja juga harus adil dalam menyelesaikan target pekerjaan yang telah ditugaskan oleh perusahaan. Jika pimpinan memberikan tugas diluar kapabilitas bekerja, maka pemimpin tersebut juga harus ikut andil membantu menyelesaikan tugas dan tidak berperilaku berlebihan sehingga menunjukkan bahwa atasan tidak mempercayai pekerja. Sesungguhnya keadilan merupakan keadaan yang menguntungkan dan menyenangkan bagi kedua belah pihak.
Tugas Makalah untuk Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Agama Islam II
Kelas E
Anggota Kelompok 2 :
- Jasmine Salwa Salsabella S. Â Â Â Â Â 022111133154
- Malika Fadiyah                  022111133156
- Adila Dzakiyya Rahmi           022111133158
Daftar Pustaka
Al-Bar, M., A., & Chamsi-Pasha, H. (2015). Contemporary Bioethics: Islamic Perspective, 1st Ed. Springer Cham.
Azhari, D. S., & Usman, U. (2022). Etika Profesi dalam Perspektif Islam. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 5(1), 6-13.
Bakhtiar, N. (2013). Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Aswaja Pressindo.
Fachrudin, F. (2017). Fikih Bekerja. Al-Mashlahah Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial, 1(01).
Iman, A. N., & Prasetyo, A. (2020). Pengaruh motivasi Kerja Islam Dan Budaya kerja Islam Terhadap produktifitas Kerja Karyawan Bmt Di Gerbangkertasusila. Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan, 6(1), 170. https://doi.org/10.20473/vol6iss20191pp170-187
Juliandi, A. (2014). Paramater Prestasi Kerja Dalam Perspektif Islam. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 14(01).
Kurniawan, R. (2019). Urgensi bekerja dalam Alquran. Jurnal Transformatif (Islamic Studies), 3(1), 42-67.
Leaman, O. (2019). Islam and Morality: A Philosophical Introduction, 1st Ed. Bloomsbury Publishing.
Madani, H. (2021). Pembinaan Nilai-Nilai Kejujuran Menurut Rasulullah saw. Jurnal Riset Agama, 1(1), 145--156. https://doi.org/10.15575/jra.v1i1.14346
Soebarna, A. B. (2023). Etika Bekerja dalam Islam: Analisis Hadith-Hadith Relasi Etika Buruh Majikan. Himmah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 7(1), 640-649.
Taufiqurrahman, T. (2019). Ikhlas Dalam Perspektif Alquran. Eduprof: Islamic Education Journal, 1(2), 94--118. https://doi.org/10.47453/eduprof.v1i2.23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H