Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[3] Ramonsky, No More Noisy!

3 Oktober 2016   15:02 Diperbarui: 3 Oktober 2016   15:05 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aduh, aduh! Sakit toh, Mas!” Mumum mengaduh. Tangannya disibukkan menahan rambut poninya agar tak rontok ditarik Ramon. Rasa pedih yang dirasakannya cukup mewakili level amarah yang berkecamuk di hati Ramon.

“Apa-apaan ini, haahh?!” pekik Ramon, lalu dengan gemas ia meninju tiap label itu. Buk! Buk!

“Loh, mosok MasRamon ngga bisa baca sih?” Mum masih berani bertanya pula.

Lo! Lo! Lo itu yah! Auugh...,” rahang Ramon beradu, menahan diri agar tak berlaku kasar lagi. Sekarang juga cabut semuanyaaa! Hari ini jugaak!”lalu melampiaskan kekasaran itu pada pintu.

Mum menjulurkan lidahnya, selepas kepergian Ramon tentu. “Ughh,lah wong dibuat sistematis biar enak, biar ngga perlu teriak-teriak setiap hari, eeh, malahngamuk-ngamuk seperti banteng ketaton,” sambil menggerutu sendiri, tangan Mum berusaha mencabut label ‘kaus-kaki’ dari laci tempat kaus-kaus kaki milik Ramon tersusun rapi. Lalu mencabut label ‘pulpenand the gang’ dari muka laci tempat menyimpan alat tulis dan ragam stationery. Lalu melepas label ‘underwear’ dari laci besar yang menampung semua pakaian dalam milik Ramon. Lalu label ‘dasi’, dan label-label lainnya.

Hiks! Mungkin ini juga yang membuat dia marah,” Mum tersenyum geli saat melepas label bertuliskan ‘Photo Pacar’ yang melekat erat di atas pigura dimana gambar Sintiya terperangkap cantik di dalamnya.

Fiuh! Mum-Mumum..., iseng juga sih lo! Segala photo ditempeli label, keset ditempeli label, tempat sampah, tempat topi, mug, laptop, gitar, bola dan keranjang basket, nyaris tak ada barang perabot dalam kamar Ramon yang tak dilabeli.

Sesaat Mum tersenyum puas, memuji hasil kreasi yang menurutnya pantas mendapat reward dari MURI. Kemudian menarik nafas berat bila terkenang malam-malam ia mengetik, melaminating, lalu menggunting tiap label itu, dan sembunyi-sembunyi menempelkannya disaat Ramon lama menghabiskan waktunya entah dimana dan bersama siapa. Hmm, lagi-lagi sebuah adagium, bak alu pencungkil duri...

[bersambung]

-cerita sebelumnya:

[1] Mum vs Mon

[2] Kaus kaki Ramonsky

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun