Pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Hengki Tri Hidayatullah beserta rekan-rekan mampu mengatasi kekhawatiran para pemilik indekos dan mahasiswa rantau, mari telisik lebih dalam beritanya!
Setujukan Anda dengan penyataan bahwa Indekos bukan sekedar tempat tinggal namun sebagai pembentuk kepribadian anak rantau.
Pernah atau sudahkah Anda merantau?Â
Bagi yang pernah merantau pasti setuju, karena penulis sebagai penghuni kos selama 9 tahun terakhir sudah merasakannya.
Merantau bukanlah hal asing yang dilakukan terutama pada kalangan mahasiswa demi menempuh pendidikan. Menjadi mandiri, jauh dari keluarga, dan memasuki lingkungan baru adalah fase yang ditempuh ketika memutuskan untuk berpindah kota.Â
Sebelum memulai pendidikan, mahasiswa rantau akan mencari indekos atau rumah kos, sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar untuk tempat tinggal sementara dengan berbagai ketentuan yang harus dipenuhi. Indekos sebagai tempat tinggal dipilih dengan pertimbangan mulai dari harga yang murah dan fasilitas yang cukup untuk diperantauan. Indekos yang berfungsi sebagai tempat tinggal ternyata juga bertranformasi sebagai sarana pembentukan kepribadian, menjalin pertemanan dengan mahasiswa lain, dan hubungan sosial dengan lingkungan sekitar.
Berbagai latar belakang budaya sesuai dengan keberagaman para penghuni indekos, tentunya akan banyak ditemui berbagai macam karakter dan tipe. Memasuki lingkungan baru dengan latar belakang tentu yang akan berimplikasi pada munculnya berbagai dampak sosial berupa perilaku menyimpang, dan masalah sosial yang lebih luas. Dalam kondisi tersebut mahasiswa indekos cenderung merasa kurang nyaman akibat banyaknya bentrokan budaya. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya perilaku antisosial terhadap penghuni indekos. Ketika memutuskan untuk menjadi mahasiswa perantau tentu membuat mahasiswa mau tidak mau harus menghadapi tantangan-tantangan baru dalam hidupnya. Seorang mahasiswa perantau harus mulai beradaptasi dari nol.
Masalah lain yang sering di hadapi oleh mahasiswa rantau penghuni indekos adalah peraturan larangan untuk membawa teman dari luar, yang membuat penghuni lebih memilih untuk menyendiri dan mengisolasi diri. Hal tersebut justru menimbulkan banyak masalah yang berdampak pada penghuni indekos, salah satu yang paling parah adalah masalah kesehatan yang sering dialami oleh mahasiswa rantau. Banyak ditemui masalah mahasiswa yang sakit di dalam kamar namun tidak memberitahukan kepada teman kos yang lain karena merasa tidak akrab dan merasa asing.Â
Banyak ditemui mahasiswa yang meninggal akibat masalah kesehatan yang tidak diketahui oleh sesama penghuni indekos. Beberapa awal tahun 2023 dunia perkuliahan digemparkan oleh kasus meninggalnya mahasiswa asal Belitung yang diketahui oleh penghuni kos yang lain setelah mengalami kecurigaan. Berita terbaru adalah mahasiswa asal Universitas Negeri Malang ditemukan meninggal setelah 4 hari tidak terlihat. Rata-rata kasus meninggal mahasiswa di dalam indekos adalah masalah kesehatan yang tidak diketahui oleh penghuni dan pemilik indekos.
Mengatasi problematika banyaknya kasus kematian mahasiswa rantau di dalam indekos dikarenakan masalah kesehatan maka kami melakukan pelatihan screening dan mentoring mahasiswa bagi para ibu kos di lingkungan universitas negeri malang. Pelatihan ini dilakukan terhadap ibu kos sebagai pemilik indekos yang paling berperan dalam melakukan monitoring dan pengawasan terhadap riwayat kesehatan penghuni indekosnya. Berdasarkan studi pendahuluan di Masyarakat, kurangnya interaksi terhadap para penghuni, banyaknya penghuni indekos yang harus di cek satu per satu, kekurangan dan keterbatasan pemilik kos dalam melakukan monitoring membuat program pengabdian ini sangat dibutuhkan.
Tim pelaksana memberikan pelatihan kepada pemilik indekos dalam melakukan screening dan monitoring kesehatan berbasis personal health record yang akan mempermudah dalam mengawasi kesehatan penghuni indekos. Kami mengembangkan website yang mampu diakses oleh para ibu kos beserta penghuni kosnya untuk mendata secara rutin kondisi kesehatan disamping memberikan akses mudah bagi kondisi darurat kesehatan agar terhubung dengan tenaga kesehatan. Tidak hanya kesehatan fisik namun kesehatan mental menjadi fokus solusi, mengetahui semakin gencarnya kampanye mengenai mental health di masa kini.
Sebelum memberikan sosialisasi bagaimana cara memanfaatkan website ini, para tenaga kesehatan yang mumpuni dibidangnya mengedukasi para ibu kos agar mengenai jenis-jenis penyakit yang sering dialami mahasiswa agar bisa memberikan pertolongan pertama. Kegiatan berjalan lancer dengan antusias para pemilik kos yang merasa terbantu karena selama ini cukup kesulitan menangani dan mendapat informasi pelayanan kesehatan yang disediakan oleh kampus Universitas Negeri Malang. Melalui kegiatan ini mampu memberikan dampak nyata bagi mahasiswa rantau untuk tidak lagi khawatir dan merasa sendiri dalam kondisi kesehatan yang kurang baik. Diharapkan komunikasi antar pemilik kos dan penghuni berjalan dengan baik untuk memaksimalkan program ini.
Program pemberdayaan masyarakat terkadang Nampak sederhana namun apabila tepat sasaraan mampu memecahkan masalah dan memberikan kontribusi nyata bagi sasaran. Pada akhirnya lewat publikasi ini bertujuan agar kegiatan pengabdian yang terlah dilakukan mampu menjadi motivasi bagi pembaca untuk juga bisa menginisiasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang solutif, aplikatif, dan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H