Membuat aplikasi eyeroom itu tidak mudah, pasti banyak sekali kesulitan yang dihadapi oleh para pembuatnya. Kesulitan yang dialami oleh para tim pembuat aplikasi eyeroom ini antara lain adalah saat penyatuan codding dari masing -- masing orang itu cukup sulit. Setiap anggota tentu saja dibagi -- bagi bahan untuk coddingannya. "Kesulitannya itu, jadi codingannya tuh dibagi-bagi perorang nah waktu nyatuin codingan itutuh lumayan sulit" Kata Miana .
Pembuatan aplikasi eyeroom ini tidak sebentar, aplikasi eyeroom ini dibuat sekitar selama 3 bulan kurang lebih. Pembuatan aplikasi ini memang cukup sulit untuk orang awam, kita mungkin harus mempelajari dasar dulu sebelum membuat aplikasi ini. Seperti ynag dikatakan oleh Miana sebagai narasumber bahwa aplikasi ini dibuat melalui beberapa tahap, ada yang membuat U Desain yaitu tempat dimana kita membuat desain untuk aplikasi yang nanti kita buat bisa di picsart atau di aplikasi desain lainnya. Lalu juga ada tahapan codding yang tentu saja tahapan ini bisa dilakukan oleh orang yang sudah paham dan mengerti mengenai percoddingan, coddingan dilakukan di salah satu aplikasi yang bernama pigma. Setelah proses coddingan, selanjutnya ada proses logic. Pembuatan aplikasi itu cukup sulit, untung saja Miana dan ketiga temannya bisa lancar melewati rintangan -- rintangan yang dilalui itu, tak heran jika mereka mendapat juara 2 untuk aplikasi eyeroom yang sangat membantu itu. Â .
"Pembuatannya itu kurang lebih 3 bulanan, inituh bikin u desainnya. U desain itu jadi kita mau tampilan webnya kayak gimana bisa aplikasinya tuh namanya picsart atau kalo di codingan namanyaruh pigma. Terus masuk ke codingan baru masuk ke logic gitu" Proses yang diceritakan oleh Miana
Aplikasi eyeroom merupakan aplikasi yang tentu saja tidak luput dari kekurangan, kekurangan dari aplikasi eyeroom itu sendiri adalah tidak bisa menscan obat bubuk, cair. Mengapa bisa seperti itu? Karena aplikasi eyeroom ini menscan obat itu bisa tahu dari bentuk dan warna obat itu sendiri. Meskipun begitu aplikasi eyeroom ini tentu saja masih sangat berguna bagi lansia dan para orang yang ingin mengetahui nama obat mata itu.
Mungkin sebagian orang cukup penasaran, karena aplikasi eyeroom ini segmentasinya kepada sekelompok lansia yang mungkin sudah berumur dan cukup buta akan teknologi, lalu bagaimana para lansia itu menggunakan aplikasi eyeroom tersebut? Jadi seperti yang sudah dijelaskan oleh Miana dan teman --temannya menjelaskan bahwa aplikasi eyeroom ini menyediakan voice over dan mungkin ini dapat sedikit mempermudah lansia untuk memakai aplikasi ini. Jadi lansia bisa langsung berbicara ketika ingin menscan salah satu obat lalu aplikasi eyeroom bisa langsung membuka kameranya untuk menscan obat yang ingin dicari. Mungkin itu bisa cukup sedikit membantu untuk para lansia dan diharapkan juga bisa mempermudah pencarian obat mata pada aplikasi eyeroom tersebut.
Aplikasi eyeroom sangat membantu kita, kita bisa mencari berbagai macam obat mata baik itu dalam kemasan atau di luar kemasan dan seperti yang dikatakan tadi, aplikasi eyeroom ini terdapat fitur voice di dalamnya, sehingga ketika kita menscan obat nantinya akan dijelaskan mengenai deskripsi obat, keguanaan obat, cara pemakaian obar dan sebagainya yang dapat membantu para lansia. Fitu voice ini pun membantu para tuna netra yang ada.
Dengan memindahkan atau menscan obat melalui kamera yang ada di telepon itu bisa memberikan ketepatan sebesar 90%, Â aplikasi ini bisa membantu semua orang baik itu apoteker atau para mahasiswa farmasi.
Cara pakai aplikasi eyeroom adalah dengan cara masuk atau daftar dulu jika belum membpunyai akun ke web eyeroom, setelah membuat akun bisa langsung digunakan dengan cara memencet yanga da pada menu.
Aplikasi eyeroom ini tersedia di web, dan belum ada di playstore. Tentu saja jika aplikasi ini bisa dikembangkan lagi akan sangat bagus dan sangat membantu orang -- orang. Berkat usaha Miana dan ketiga temannya, akhirnya mereka mendapatkan suatu penghargaan yaitu peringkat kedua dalam program SIC Project Competition 2021. Dalam program ini Miana dan ketiga temannya bersaing dengan 396 siswa lainnya, Miana dan teman -- teman lolos dari tahap seleksi dan akhirnya mereka bisa mengikuti bootcamp SIC yang dilaksanakan secara intensif kurang lebih 12 minggu berturut -- turut.
Bootcamp yang dilaksanakan samsung ini isinya itu tentang siswa yang mempelajari lebih dalam mengenai coding dan programming, mereka dibimbing sampai benar -- benar paham. Mereka diajari seperti Problem Definition, Design Thinking, dasar -- dasar pemograman dan banyak lagi. Mereka juga mendapatkan akses networking antar lintas sekolah dan mereka mengikuti Full stack web development bootcamp dan career preparation dan nantinya mereka akan menjadi mitra samsung dalam menjalani program SIC.
"Generasi muda Indonesia perlu memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan masyarakat, disertai dengan kemampuan menawarkan solusi aplikatif. Potensi ini perlu didorong agar muncul di permukaan dan menghasilkan terobosan-terobosan yang berguna bagi kemajuan bangsa, layaknya yang Samsung lakukan melalui program Samsung Innovation Campus (SIC)," jelas Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.