Mohon tunggu...
N W Wulandari
N W Wulandari Mohon Tunggu... -

students, very musical, loves writing Semoga Berita Terkini dari penulis bermanfaat untuk masyarakat luas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Aku Ini Manusia, Bukan Sosiopat atau Psikopat!"

26 April 2018   15:38 Diperbarui: 26 April 2018   15:52 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PSIKOPAT ITU KEJAM, SOSIOPAT ITU NGEGAS

Tidak mudah mendeteksi orang yang psikopat. Mereka punya kepintaran, pesona dan hebat dalam meniru emosi. Mereka bisa berpura-pura sayang.... ugh!

Sedangkan sosiopat justru lebih menjauhi publik. Mereka justru menunjukkan sikap itu. Sering kali mereka menyalahkan orang lain, dan mencari pembenaran untuk perilakunya sendiri.

Beberapa ahli melihat sosiopat itu impulsif. Mereka bertindak tanpa memikir panjang. Tanpa memikiran bagaimana dampaknya terhadap orang lain.

Psikopat lebih ke 'dingin' dan perhitungan. Mereka penuh perhitungan di setiap pergerakan dan penggunaan kekerasannya. Di pikiran hanya tujuan, proses mencapai tujuan itu, selain penuh perhitungan, bisa jadi tak berperasaan.

OTAK

Ada penelitian yang menggambarkan bentuk otak psikopat berbeda dengan orang kebanyakan. Bahkan dalam bentuk fisiknya.

Perbedaan ini bahkan bisa mengubah fungsi dasar tubuh. Contoh: kebanyakan orang akan merasa traumatik dan ngeri saat melihat darah atau kekerasan, jantung yang berdebar, napas yang dipercepat, dan telapaknya keringatan.

Tidak bagi seorang psikopat. Mereka menjadi lebih tenang. Fungsi ini membuatnya menjadi lebih pantang takut, dan mampu


Karena tiap-tiap insan punya kepribadian yang berbeda, kadang sulit (dan memang tidak seharusnya) seseorang mendapat sebuah label. Psikopat dan sosiopat hanyalah sebutan untuk menggambarkan orang yang memiliki karakteristik antisosial. Hampir tiap manusia bisa mengembangkan karakteristiknya sendiri. Tidak serta merta lahir menjadi seorang psikopat. Lingkungan mempengaruhi tumbuh kembang manusia. Takarannya lah yang membedakan.

Tapi lagi-lagi, bisa jadi aku sosiopat, atau bahkan psikopat. Tak akan ada yang pernah tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun