1.1 Latar BelakangÂ
Upaya memastikan terlaksananya migrasi TV Analog ke Digital atau Analog Switch-Off (ASO) secara tepat dan berkesinambungan sesuai dengan perencanaan waktu yang telah ditentukan, menjadi fokus Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).Â
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membagikan lima tips cerdas menonton TV Digital, jelang pemberlakuan migrasi siaran TV Digital atau Analog Switch-Off (ASO) pada 30 April 2022 di 56 wilayah, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua. Penerimaan siaran TV Digital saat proses ASO masih berjalan stabil atau belum sempurna karena penyelenggara siaran masih melakukan berbagai penyesuaian.Â
Pada tips pertama yaitu, mengenali perbedaan dan manfaat TV Digital bahwa TV Digital tidak berbayar atau gratis dan penerimaan sinyalnya masih menggunakan antena UHF, seperti halnya TV Analog. Tips kedua yaitu mengenal sinyal TV Digital di permukiman, masyarakat diajak untuk memahami bahwa kualitas siaran TV digital sangat bergantung pada kualitas sinyal yang diterima. Tips ketiga yaitu, bijak memilih perangkat digital, diharapkan tidak perlu khawatir karena TV jenis apapun bisa menerima siaran digital, asalkan menggunakan set top box (STB).Â
Pada tips keempat yaitu, memanfaatkan fitur, masyarakat diharapkan mengetahui sejumlah fitur lanjutan yang terdapat di set top box, seperti sistem peringatan dini (EWS), jadwal acara, dll. Terakhir tips kelima yaitu, pindah ke internet digital TV semakin lancar, dan masyarakat diajak untuk memahami alasan penting menerapkan ASO. Â
Permasalahan yang dihadapi dalam proses digitalisasi televisi di Indonesia menjadi banyak kendala seiring dengan perkembangannya, sehingga sangat relevan untuk membahas upaya penerapan dalam digitalisasi televisi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai upaya imigrasi TV Digital dalam melaksanakan Analog Switch-Off (ASO).Â
1.2 Pembahasan
Kebijakan KOMINFO dan KEMENDAGRI dalam Upaya Imigrasi DigitalisasiÂ
Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya mempercepat transformasi digital nasional. Adapun empat hal yang menjadi prioritas dan menjadi kebijakan pemerintah dalam percepatan transformasi digital nasional. Kominfo menyampaikan bahwa kami adalah pengembangan dan penyempurnaan infrastruktur telekomunikasi serta pengembangan teknologi pendukung agar ruang digital dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.Â
Dan juga pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang digital, serta penyempurnaan peraturan perundang-undangan utama yaitu RUU Perlindungan Data Pribadi dan RUU Cipta Kerja terkait sektor telekomunikasi dan penyiaran.Â
Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI mengatakan, proses Analog Switch-Off (ASO) atau migrasi dari siaran TV analog ke digital pada 2 November 2022 masih dalam tahap persiapan. Persiapan meliputi kesiapan masyarakat untuk mengoperasikan Set Top Box (STB) dan pendataan penerima STB untuk keluarga kurang mampu yang datanya berasal dari Kemensos dan Kemendagri.
Kemenkominfo memastikan dalam empat bulan ke depan program ASO dapat berjalan dengan baik. Bahkan, pihaknya telah melakukan survei untuk memastikan kesiapan masyarakat menghadapi ASO. Terkait proses digitalisasi penyiaran, Kemendagri mendorong pelaku industri kreatif untuk memacu produksi kontennya menjadi lebih inovatif. Sebagai informasi, dengan digitalisasi, masyarakat akan disuguhkan berbagai konten dan hal ini berdampak pada minat masyarakat untuk segera beralih ke TV digital.Â
Jadwal Tahapan Penerapan Analog Switcg-Off Â
Rencana Migrasi ke TV digital akan dilakukan dalam lima tahap, kini mengerucut menjadi tiga tahap mulai April 2022 hingga 2 November 2022 dan akan sepenuhnya dikendalikan oleh TV digital. Berdasarkan website indonesiabaik.id yang dikelola Kominfo, ASO atau Analog Switch Off akan dilakukan Kominfo secara bertahap.
Pelaksanaan ASO akan dimulai pada 2022 dan dibagi menjadi tiga tahap:Â
1) Tahap pertama (Selambat - lambat 30 April 2022). Berlangsung di 56 wilayah siaran di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara 1 dan Papua, hingga 30 April 2022 waktu setempat.Â
2) Tahap Kedua (Selambat - lambatnya 25 Agustus 2022). Berlangsung di 31 wilayah siaran, antara lain Sulawesi Selatan 5, Kalimantan Tengah 6, Nusa Tenggara Timur 2, DI Yogyakarta, Jawa Barat 1, Jawa Tengah 1, dan DKI Jakarta.Â
3) Tahap Ketiga (Selambat - lambatnya 2 November 2022). Akan mengelola ASO di 25 wilayah siaran antara lain Jawa Tengah 5, Kalimantan Barat 6, Nusa Tenggara Barat 5, Maluku 2, Sulawesi Tengah 3 dan Papua 9.
Manfaat Analog Switch-Off bagi Masyarakat IndonesiaÂ
Penerapan ASO merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi, meski belum banyak yang mengetahui tentang ASO, namun ASO memiliki banyak manfaat yang jarang disadari. Sosialisasi besar-besaran melalui berbagai platform menjadi suatu keharusan. Berikut ini beberapa manfaat ASO dilihat dari berbagai aspek yang akan dijelaskan secara rinci di bawah ini: Â
1) Pengalaman Menonton yang Berbeda dari BiasanyaÂ
Selama ini masyarakat Indonesia saat menonton televisi menggunakan antena UHF identik dengan gambar yang sewaktu-waktu bisa dibayangi atau digelitik. Dengan menggunakan frekuensi digital, kualitas penerimaan video dan audio yang dihasilkan menjadi jauh lebih baik tanpa bayangan atau semut di layar, sehingga masyarakat Indonesia dapat merasakan pengalaman menonton yang jauh berbeda. Selain itu, masyarakat Indonesia juga akan mendapatkan panduan jadwal program televisi harian bahkan untuk beberapa hari ke depan dengan adanya fitur panduan program elektronik yang tersedia pada perangkat televisi digital dan set top box.
2) Informasi Kebencanaan Tersampaikan Secara RealtimeÂ
Penyampaian informasi tentang bencana secara real time. Proses ASO memungkinkan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan update informasi bencana secara real-time melalui fitur Early Warning System (EWS) yang tersedia pada perangkat televisi digital atau set top box. Fitur EWS akan berfungsi saat BMKG mengeluarkan informasi terkait peringatan dini bencana. Pada saat itu, operator multiplexer akan menerima perintah untuk menampilkan informasi sehingga tampilan di layar televisi untuk sementara berubah atau akan muncul surat siaran berupa informasi peringatan dini terkait bencana. Namun, fitur EWS hanya dapat bekerja pada perangkat televisi digital atau set top box yang memiliki sertifikasi resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).Â
3) Kemudahan Akses Internet 5GÂ
Proses ASO juga menawarkan kemudahan akses internet berkecepatan 5G bagi masyarakat Indonesia secara merata. Saat ASO akan diadakan pada 2 November 2022, akan ada frekuensi kosong di kisaran 700- 800 MHz. Dengan akses internet 5G, beberapa layanan streaming hingga Zoom Meeting dapat diakses dengan frame rate 60fps, meski saat ini beberapa konten dari sejumlah penyedia layanan streaming seperti YouTube dapat diakses hingga 60fps menggunakan koneksi internet 4G. Artinya, beberapa layanan streaming populer hingga Zoom Meetings bisa  dinikmati masyarakat Indonesia seperti menonton siaran televisi terestrial dan televisi berbayar.Â
4) Memperkuat Rasa NaionalismeÂ
Adanya program ASO juga dapat memperkuat rasa nasionalisme khususnya bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah perbatasan. Sebelum munculnya siaran televisi digital, masyarakat Indonesia di perbatasan umumnya lebih mengenal siaran televisi dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, sehingga mereka juga lebih mengenal lagu kebangsaan kedua negara.Â
Kebijakan ASO dapat membantu masyarakat Indonesia di daerah perbatasan untuk memperkuat rasa nasionalisme melalui siaran televisi dari negara sendiri yang dapat diterima secara gratis tanpa harus menggunakan parabola, koneksi internet, atau membayar biaya berlangganan.Â
Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia di daerah perbatasan juga dapat memberikan dukungan kepada para atlet Indonesia yang berlaga di ajang olahraga internasional seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games, BWF World Tour, dan AFF Cup tanpa harus khawatir akan di random karena peraturan hak siar yang harus ditegakkan. ditaati oleh stasiun televisi dengan distributor induk atau penyelenggara pertandingan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H