Mohon tunggu...
Jarsid Ekadanta
Jarsid Ekadanta Mohon Tunggu... Buruh - Content Writer pernah menulis kurang lebih 30 judul artikel dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan.

Saya adalah seorang buruh yang sangat gemar menulis. Hobi saya di bidang linguistik mendorong saya agar terus dapat menuangkan ide-ide atau gagasan yang mungkin akan sangat bermanfaat bagi semua umat manusia dan bangsa. Saya juga seorang content writer yang sangat humble dan ramah. Bisa di lihat pada hasil tulisan saya yang seolah olah anda berbicara dan bertukar pikiran dengan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Imigran Digital dan Pribumi Digital

9 November 2022   09:40 Diperbarui: 9 November 2022   09:44 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam ilmu sosiologi kami sangat percaya terhadap perubahan sosial yang terjadi di sebuah masyarakat atau sebuah peradaban. 

Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat luas merupakan sebuah bentuk reaksi terhadap sesuatu yang harus mereka lakukan akibat dari perubahan zaman yang semakin kompleks. 

Kita tahu bahwa karakteristik masyarakat sendiri merupakan sesuatu yang sangat kompleks untuk kita pelajari. Maka dari itu ketika kita melihat sebuah fenomena yang ada di masyarakat kita tidak boleh serta-merta memandang sebelah mata atau bahkan hanya menggunakan satu perspektif saja dalam menyimpulkan atau memberikan keputusan pada suatu masyarakat tersebut.

Di era zaman yang serba modern dan serba canggih ini masyarakat pun ikut dituntut untuk dapat menguasai teknologi informasi maupun komunikasi. Salah satu bukti bahwa modernisasi itu ada yaitu dengan munculnya gadget, internet dan hal yang berbau digital lainnya.

Dan di zaman yang serba canggih ini bisa dikatakan bahwa kita masuk ke dalam zaman digital, di mana segala bentuk sesuatu kegiatan pada dasarnya dilakukan secara digital. 

Bisa kita lihat dari cara kita berkomunikasi kita menggunakan gadget atau smartphone, bahkan tidak sampai di situ kita juga bisa melakukan sebuah rapat atau pertemuan kecil melalui media komunikasi tanpa harus bertemu. Artinya digutalisasi di era sekarang ini dapat menyampingkan apa yang disebut dengan ruang dan waktu.

Masyarakat pun tidak serta-merta hanya menggunakan media digital sebagai alat komunikasi saja, justru hal ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk membuat sebuah dunia baru atau dunia kedua untuk melakukan segala kegiatan aktivitas sosial yang sebelumnya dilakukan di dunia nyata. 

Nah, digitalisasi dan kecepatan teknologi yang masuk di berbagai kalangan inilah yang membuat banyak masyarakat yang berbondong-bondong berpindah haluan dari cara mereka melakukan kegiatan atau aktivitas sosial.

Yang tadinya banyak melakukan bisnis secara door to door, akan tetapi mereka tidak perlu lagi melakukan hal tersebut, karena digitalisasi memberikan kemudahan bagi siapapun yang bisa memanfaatkan dengan baik. Misalnya saja pedagang sekarang tidak perlu repot-repot untuk berjalan kaki melalui pintu ke pintu menawarkan barangnya akan tetapi mereka hanya perlu memposting di sebuah platform media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram dan Twitter.

Penegasan kembali digitalisasi yang masuk ke ke berbagai kalangan inilah hal yang sangat perlu diperhatikan dalam perubahan sosial masyarakat.

Istilah imigran digital dan pribumi digital merupakan sebuah perumpamaan bagi kelompok masyarakat yang menggunakan teknologi sebagai bentuk reaksi dan juga tuntutan mereka hidup di era sekarang ini.

Nah sebenarnya apa sih imigran digital itu? Jika kita bedah dari dua kata tersebut kita akan menemukan kata 'imigran' dan 'digital'. Nah kata imigran sendiri memiliki arti adalah seorang pendatang atau orang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, nah dari kata 'digital' yang penulis maksud adalah sebuah dunia di mana adanya sebuah kecanggihan atau kemajuan teknologi informasi komunikasi maupun teknologi lain yang memudahkan dalam melakukan kegiatan apapun. 

Nah jadi sudah bisa tergambar ya, apa yang ingin saya harapkan terhadap pembaca. Jadi imigran digital yang saya maksud adalah orang yang baru datang atau orang pendatang, dalam konteks ini adalah yang tadinya gaptek atau masih kurang familiar dengan teknologi zaman sekarang dan mereka dipaksa untuk bisa mengikuti arus perkembangan zaman.

Nah sementara pribumi digital, jika kita bedah dari satu kata 'pribumi' memiliki arti bahwa ia adalah penduduk asli yang sudah ada di sana cukup lama. 

Artinya bahwa pribumi digital ini bisa kita katakan sebagai generasi milenial atau generasi z yang memang sejak lahir hingga saat ini mereka dibekali dengan adanya kecanggihan teknologi atau mereka lahir di era digital. 

Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa dia itu imigran digital atau pribumi digital? 

Imigran digital seperti dari pengertiannya bahwa mereka adalah seseorang pendatang atau kelompok masyarakat pendatang dari era konvensional ke era digital. Nah sudah terlihat gambaran jelas ya siapa ya tentu saja orang tua kita yang memiliki umur saat ini 50 sampai 60 tahunan. Di mana mereka itu memang dipaksa untuk terus dapat bisa mengikuti arus perkembangan zaman yang serba canggih ini. 

Yang biasanya mereka hanya menggunakan telepon seluler biasa yang menggunakan basis pulsa. Akan tetapi mereka juga dipaksa untuk dapat bisa mengoperasikan WhatsApp, karena mayoritas masyarakat Indonesia telah menggunakan WhatsApp sebagai media komunikasi. 

Nah perlu diingat juga bahwa imigran digital ini juga perlu pengawasan terhadap kita yang masuk di ranah pribumi digital. Yang artinya secara psikis mereka akan menerima secara mentah-mentah informasi dan juga berita yang mungkin bisa dishare oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 

Karena para imigran digital ini biasanya dari sifat mereka yang tadinya gaptek dan harus dituntut ikut melakukan apa yang mayoritas masyarakat lakukan hal ini adalah menggunakan gadget, maka apa yang para imigran digital ini lakukan adalah suatu hal yang baru dan belum familiar. 

Nah lalu siapa sih sebenarnya pribumi digital ini? Pribumi digital ini adalah kita yang sedari muda sedari sedari lahir itu paham seluk-beluk dunia digital dan juga isu-isu yang terjadi di dunia digital. 

Mulai dari hoax, sarkas, cyberkriminal  hingga isu-isu yang dapat memecah belah rasa kebhinekaan kita. Hal-hal inilah yang kita sebagai pribumi digital perlu mengawasi dan terus mengawal para imigran digital ini. 

Sebagai pribumi digital juga kita perlu memberikan saran masukan dan juga sosialisasi terhadap para imigran digital ini agar berhati-hati dalam berinteraksi di dunia digital. Pasalnya jika di kita dilihat karakteristik dunia digital itu memiliki sifat yang sangat terbuka dan juga unlimited akses, jadi tidak memandang dari negara apa umur berapa usia berapa gender apa mereka bisa masuk di dunia digital. 

Nah, dari sifat keterbukaan inilah menjadikan dunia digital itu adalah dunia yang benar-benar 'luas'. Dan segala bentuk kebudayaan,ideologi itu dapat masuk secara mudah.

Saring sebelum sharing bijak dalam ber media sosial.

Sekian dan seperti biasa terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun