“Terimakasih sekali lagi pak.”
kemudian kami kembali terdiam. Sesekali saja aku mengajaknya berbicara. Selebihnya aku menghabiskan waktuku dengan membaca buku. Waktu terus berjalan, aku tidak menyadari, tiba-tiba saja seseorang menepuk bahuku.
“Kamu ketiduran pak.”
Aku mengucek mataku. Ketiduran?. Bagaimana mungkin?. Seharusnya tidak ada yang namanya tidur di dunia ini. Tidur hanya milik dunia nyata. Dan tunggu, ada yang aneh. Kenapa aku hanya bisa melihat samar-samar wajah anak muda ini. Aku kembali mengucek mataku. Anak muda itu masih tersenyum. Aku memandang sekelilingku, cahaya temaram telah melingkupi pandangan mataku yang masih bisa melihat jernih. Mataku kembali berpandangan dengan mata si pemuda yangm asih tersenyum dengan pandangan mata bermakna campur aduk. Dia mengalihkan pandangannya ke atas. Berkata dengan suara pelan dan lirih.
“Aku bukanlah orang yang kuat pak. Aku ini lemah”
Aku menatap langit, terpana, bulan sudah bertengger di sana menggantikan matahari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI