Mohon tunggu...
Cerpen

Pemuda yang Lemah

9 Mei 2016   20:44 Diperbarui: 9 Mei 2016   21:15 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Terimakasih sekali lagi pak.”

kemudian kami kembali terdiam. Sesekali saja aku mengajaknya berbicara. Selebihnya aku menghabiskan waktuku dengan membaca buku. Waktu terus berjalan, aku tidak menyadari, tiba-tiba saja seseorang menepuk bahuku.

“Kamu ketiduran pak.”

Aku mengucek mataku. Ketiduran?. Bagaimana mungkin?. Seharusnya tidak ada yang namanya tidur di dunia ini. Tidur hanya milik dunia nyata. Dan tunggu, ada yang aneh. Kenapa aku hanya bisa melihat samar-samar wajah anak muda ini. Aku kembali mengucek mataku. Anak muda itu masih tersenyum. Aku memandang sekelilingku, cahaya temaram telah melingkupi pandangan mataku yang masih bisa melihat jernih. Mataku kembali berpandangan dengan mata si pemuda yangm asih tersenyum dengan pandangan mata bermakna campur aduk. Dia mengalihkan pandangannya ke atas. Berkata dengan suara pelan dan lirih.

“Aku bukanlah orang yang kuat pak. Aku ini lemah”

Aku menatap langit, terpana, bulan sudah bertengger di sana menggantikan matahari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun