“Mengapa kamu berpikiran seperti itu?. Baru kali ini aku berbicara dengan anak muda yang kepercayaan dirinya serendah dirimu”
“Terimakasih pak. Bapak adalah orang yang kesekian berbicara seperti itu padaku. Tapi, tetap saja pak. Aku bukanlah orang yang kuat, aku ini lemah”
“Terserah kamulah anak muda” ujarku mendesah. Aku tidak ingin diriku semakin memasuki anak muda ini.
“Sekarang, apa yang ingin kamu lakukan?”
“Tidak ada. Tidak tahu. Aku hanya ingin duduk di sini hingga matahari terbenam.”
Aku tertawa.
“Matahari tidak akan pernah terbenam. Kamu seharusnya tahu itu. Hingga kamu menjadi tulang belulang sekalipun, tidak mungkin hal itu terjadi. Tenggelamnya matahari hanyalah kisah pembohong yang menjual kebohongannya. Tidak ada yang bisa dilakukan terhadap fakta itu.”
Dia mengangguk.
“Ya, pak. Aku akan menunggu hal itu terjadi”
Aku kembali tertawa. Sudahlah. Tidak ada gunanya berbincang dengan orang gila. Ya, hanya orang gila yang masih beripikir kalau matahari akan terbenam. Tidak mungkin hal terjadi. Matahari terbenam hanya terjadi di dunia nyata. Sedangkan ini adalah dunia khayalan, dunia mimpi. Jadi, apakah kamu pikir di dunia khayalan matahari bisa tenggelam. Hahahah. Tanyalah ke setiap orang yang ada di dunia ini, yang masih waras, mereka akan menertawakanmu.
“Terserah kamulah anak muda. Aku akan menemanimu selama beberapa jam ke depan. Lagipula, akulah yang pertama duduk di sini.”