Mohon tunggu...
Johas Lesniato
Johas Lesniato Mohon Tunggu... Auditor - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Johas Lesniato Lagi Cari Pacar nih, Bete di Kamar nulis Artikel Domino Qiu Qiu untuk Iklan DKI teruss uyy.. T_T

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kehidupan yang Keras di Bawah Apartheid di Afrika Selatan

30 April 2019   18:31 Diperbarui: 30 April 2019   18:43 4494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Caution Beware Of Natives - Ejor/Getty Images

sabcnews.com
sabcnews.com

Nelson Mandela, dan tujuh  anggota lain Kongres Nasional Afrika anti-apartheid, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 1964. 30 tahun kemudian Mandela mnjeadi presiden Afrika Selatan. 

Pada saat itu, Afrika Selatan telah membongkar apartheid untuk selamanya. Mandela dan de Klerk memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1993 atas kerja sama mereka, dan komisi kebenaran dan rekonsiliasi mulai menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia dan mengenang pelanggaran tersebut. 

Transisi itu tidak sepenuhnya tanpa kekerasan. Tetapi pada akhirnya, Afrika Selatan telah menempa realitas baru: realitas yang berutang keberadaannya pada perlawanan berkelanjutan dari mayoritas ras yang tertindas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun