Ratri lalu langsung memakai perhiasan itu, sedangkan Widura memasukkan oleh-oleh kecilnya ke dalam kantong.
Empat bocah itu kembali melanjutkan berbelanja pemandangan. Sesekali Sogol berhenti di lapak pengerajin karena mengamati satu atau dua benda yang ia rasa unik. Ia tertarik dengan pernak-pernik hasil karya pengerajin karena terkadang ia membantu ayahnya membuat perkakas dari bambu. Bagi Sogol, hasil karya para pengerajin itu bisa mendatangkan gambaran-gambaran baru sekiranya benda apa yang nantinya bisa dihasilkan.
Mereka akhirnya sampai di lapak Ki Ratmoko. Barang dagangan di lapak itu sudah hampir habis. Itu membuat raut wajah Ki Ratmoko berseri-seri.
"Ki Ratmoko jualannya laris sepertinya?" ucap Ratri menyapa.
"Iya ini. Syukur pada Sang Maha Pemurah, dagangan kali ini laris karena pengunjung acara ini ramai," jawab Ki Ratmoko.
Ki Ratmoko pun lalu bertanya-tanya kepada anaknya beserta teman-temannya tentang pengalaman di hari itu. Sogol dan yang lainnya bercerita secara singkat dan antusias.
Setelah cukup karena dirasa sudah waktunya balik ke Desa Ngalam, anak-anak itu bergeser ke lapak Ki Purnomo, mengantar Ratri. Ternyata barang dagangan yang dibawa ayah Ratri juga tersisa sedikit. Akhirnya disepakati mereka pulang bersama.
Rombongan yang terdiri dari empat bocah dan dua orang dewasa itu meninggalkan lokasi pasar saat mentari menggantung di sisi barat langit. Masih cukup banyak orang yang berdatangan di acara festival itu, sehingga membuat suasana Desa Turi Agung tetap semarak. Perwakilan pengurus desa menyapa Ki Ratmoko dan Ki Purnomo di gerbang pasar, mereka menyampaikan rasa terima kasih dan mengundang agar ikut lagi bila ada keramaian di masa mendatang. Di gerbang desa, tim keamanan desa dan beberapa prajurit kadipaten yang diperbantukan juga menyapa ramah sambil tetap menjalankan tugasnya.
"Ki Prajurit berjaga sampai nanti malam?" Widura tiba-tiba bertanya ke prajurit yang terlihat paling berumur.
"Iya nak. Kami menjaga keamanan acara ini hingga selesai," balas prajurit itu ramah.
"Selamat bertugas untuk Ki Prajurit semua!" ucap Widura kemudian.