Karena serangannya telak, walau tidak sampai membuat lawan jatuh, Wira mendapatkan nilai. Penonton pun bersorak dan bertepuk tangan. Widura sebagai penonton yang berada di pihak Sogol hanya bisa menghela napas panjang. Widura memahami keraguan yang dialami temannya.
Pertandingan dilanjutkan kembali. Wira selalu bersikap pasif, sedangkan Sogol selalu mengambil inisiatif serangan. Setelah beberapa percobaan serangan, Sogol lebih bisa menyesuaikan perasaannya. Anggap saja pertandingan ini hanya suatu latihan biasa. Gerakan-gerakan Sogol tidak lagi canggung.
Pada akhirnya Sogol berhasil mengalahkan Wira. Setelah pertandingan keduanya bersalaman dan berangkulan. Bahkan dua anak ini berjanji akan ketemuan setelah acara adu ketangkasan ini usai.
Di arena lain, Murti berhasil mengalahkan lawannya. Meskipun lawannya lebih lincah, Murti berhasil menjatuhkannya dua kali dan mendaratkan sebuah serangan telak.
Widura dan kawan-kawannya pun kembali berkumpul. Di beberapa tempat di tubuh Sogol dan Murti mengalami sedikit memar. Widura membantu teman-temannya itu menggosokkan obat pereda nyeri di tubuh mereka.
Giliran berikutnya Ratri dipanggil penyelenggara untuk menghadapi lawannya. Tiga teman seperguruannya itupun bergantian memberi kata-kata penyemangat. Para penonton juga bertepuk tangan dan bersorak lebih riuh dari sebelumnya. Ini karena yang tampil di arena adalah dua gadis belia.
Setelah aba-aba diteriakkan, Ratri menyerang lawannya dengan cepat, pukulan dan sikutan beberapa kali menyerbu. Kemampuan lawan Ratri ternyata masih rendah. Dengan singkat Ratri sudah menyelesaikan pertarungan dan mendapat kemenangan telak.
Seorang penyelenggara kemudian memasuki arena. Ia mengumumkan kalau kategori yang diikuti Widura dan teman-temannya telah menyelesaikan putaran pertama. Pertandingan berikutnya akan mempertemukan para pemenang yang telah ditentukan sebelumnya.
Ketika Widura dan teman-temannya sedang asyik membicarakan pertandingan yang baru mereka lalui, Wira dan seorang pemuda berjalan mendekati tempat gerombolan Widura berkumpul. Sogol yang menyadari kehadiran teman barunya itupun mengalihkan pandangan. Terlihat pemuda yang menyertai Wira tersebut berusia sekitar 17 tahun. Pemuda itu membawa sebuah busur panah dan di pinggangnya tergantung sebuah wadah anak panah.
"Hai, apakah kedatanganku mengganggu kalian?" ucap Wira.
"Oh, teman Wira, tentu tidak. Ayo sini kita bergabung," jawab Sogol.