"Itu, Ki, saya ingin bisa membalas kalau digoda anak lain. Dan alasan lainnya, saya sebenarnya kadang-kadang ingin ikut bapak pergi berdagang. Tapi bapak tidak membolehkan karena berbahaya. Katanya banyak orang jahat. Makanya saya ingin bisa silat, biar nanti bisa ikut bapak," Ratri menjelaskan.
"Oh, begitu toh," Ki Jagabaya berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Sebenarnya saya hanya mengajarkan gerakan dan pelatihan dasar kepada kalian. Selanjutnya perkembangan kalian tergantung pada kesungguhan kalian sendiri."
Empat bocah itu mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan Ki Jagabaya. Ki Jagabaya lalu memberikan dua pasang gelang pemberat kepada Ratri. Ratri yang sudah tahu kegunaan benda itu langsung memakainya di tangan dan kakinya. Sejurus kemudian Ki Jagabaya mengajak empat muridnya berjalan mendekati tepi aliran sungai.
"Widura, Sogol, dan Murti! Kali ini, kalian akan berlatih keseimbangan. Kalian melompat-lompat menyusuri bebatuan sungai. Jaga keseimbangan badan kalian baik-baik. Untuk Ratri, kamu akan berlatih gerakan dasar dahulu di tepian," ucap Ki Jagabaya.
Ki Jagabaya lalu meloncat-loncat di atas bebatuan sungai dengan mantap. Dalam setiap lompatan kakinya seolah tertancap kuat di permukaan batu. Tubuhnya sama sekali tidak terlihat kehilangan keseimbangan.
Setelah meloncat kembali ke tempat asal, Ki Jagabaya berkata, "Nah, itu tadi adalah contoh yang harus kalian lakukan. Sekarang giliran kalian."
Widura, Sogol, dan Murti lalu meloncat ke atas sebuah batu sungai satu per satu. Berbeda dengan gurunya, tiga anak ini saat hinggap di atas batu, posisi tubuhnya tidak mantap. Setelah melakukan lompatan, tubuh mereka selalu doyong ke depan dan memaksa mereka melakukan gerakan penyeimbang.
"Ya! Begitu! Terus meloncat-loncat sampai selesai latihan nanti!" Ki Jagabaya berteriak kepada tiga murid laki-lakinya.
Setelah itu Ki Jagabaya menoleh ke tempat Ratri berdiri dan berkata, "Untuk kamu, kita mulai gerakan dasar dahulu. Setelah pulang, kamu harus melatih gerakan ini sendiri. Saat pertemuan berikutnya, bila gerakanmu telah mantap, kamu bisa belajar gerakan selanjutnya. Bagaimana? Paham?"
"Iya, guru," jawab Ratri.
Ratri menganggukkan kepalanya. Sebelumnya ia telah diberi tahu Widura tentang cara Ki Jagabaya melatih murid-muridnya. Ratri kemudian mengikuti gerakan yang dicontohkan Ki Jagabaya dan mengulanginya sendiri.