Saat ia mendekati sekelompok pohon akasia, ia mendengar suara gajah betina yang sudah siap kawin. Suara itu seperti panggilan yang mengundangnya untuk segera datang. Gajah Muda semakin bersemangat. Ia tahu, ia telah menemukan kawanan gajah betina yang ia cari.
Namun selain aroma gajah betina yang sudah siap kawin, Gajah Muda juga mengenali aroma gajah betina lainnya yang sudah akrab di ingatannya. Ini aroma induknya.
Apa saja yang dialami Gajah Muda selama masa anak-anak tergambar ulang di ingatannya. Induknya dengan rasa sayang merawatnya dan menyusuinya. Dipimpin seekor bibi gajah tertua, kawanan gajah betina bekerja sama merawat dirinya. Ke manapun mereka bersama, dari mencari makan dan minum hingga menghadapi bahaya. Hingga saat ini sekalipun, ibu gajah masih menyayanginya. Berbeda dengan dirinya dan ayahnya sebagai gajah jantan yang hanya mengawini gajah betina dan menyerahkan sisanya kepada kawanan betina.
Induk Gajah Muda mendekat. Segerumbul dedaunan yang dipegang oleh belalainya diserahkan kepada anaknya.
"Ternyata kamu masih selamat, anakku," ucap induk Gajah Muda haru. Pertarungan di alam liar hanya mengenal pihak yang kuat akan mendominasi dan menghabisi yang lemah. Masa remaja gajah adalah masa terberat, masa penuh tantangan dan pembelajaran.
"Iya Ibu, aku bersama Gajah Tua dan kawanan kecilnya. Aku belajar banyak hal dari dia. Aku belajar cari makan, menguasai wilayah, melawan hewan pemangsa, dan mewaspadai makhluk yang paling berbahaya yang namanya manusia."
"Apa saja yang diceritakan Gajah Tua kepadamu tentang manusia?"
"Katanya manusia itu makhluk yang paling cerdas. Tapi kecerdasannya dipakai buat meladeni kerakusan mereka. Tempat hidup kita mereka caplok, tapi saat kita menuntut kembali hak kita, malah kita yang disalahin dan dibunuh."
"Bertahanlah sekuatmu anakku. Hanya itu yang bisa dilakukan oleh kita sebagai gajah," induk Gajah Muda menunjukkan ekspresi ketidakberdayaan. "Katanya manusia harusnya yang mengelola alam, tapi nyatanya mereka malah banyak merusak alam."
Kemudian di dekat tempat Gajah Muda dan induknya berbincang, terlihat ada gajah jantan lain yang juga mencoba mencari perhatian kawanan gajah betina.
"Anakku, itu saingan kamu," induk Gajah Muda berkata sambil belalainya menunjuk gajah jantan yang baru datang. "Selamat berjuang ya. Semoga kamu yang terpilih."