Mohon tunggu...
Zahra El Fajr
Zahra El Fajr Mohon Tunggu... Penulis - a melancholist

Teacher | Fiksiana Enthusiast | Membaca puisi di Podcast Konstelasi Puisi (https://spoti.fi/2WZw7oQ) | Instagram/Twitter : zahraelfajr | e-mail: zahraelfajr@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Potret IX

4 April 2020   18:54 Diperbarui: 4 April 2020   19:06 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kamu tidak akan mencariku,

karena kamu telah hanyut oleh sesuatu yang tidak dapat kamu kendalikan

kecuali jika kamu telah menemukanku;

dan kamu tak akan pernah menemukanku

karena aku telah menyatu dengan kehilangan,

Tuhan tak pernah beritahu,

bagaimana

pengalaman dicari ketika kita menghilang,

dan perasaan ditemukan ketika kita sangat jatuh

Tuhan tak pernah beritahu,

bahwa

sulit menemukan diri sendiri

ketika kita tak pernah mengenalnya

Tuhan tak pernah beritahu caranya

Mungkin Tuhan memang besar, tak lakukan hal remeh temeh

Seisi kota tak akan mencariku sebagaimana kamu,

Juga tidak peduli mengapa aku ingin dicari,

dan mengapa dengan tangis dahsyat aku tinggalkan kota

Aku tak terhitung,

pun kalau tak ditemukan

tak ada drama untuk dipertontonkan

tak fenomenal

Tapi tetap saja

"Kasus kemanusiaan!" tagar petisi tagar petisi

Baiklah, tak lagi butuh dicari

Hanya butuh dimakamkan

Sebelum semakin hancur dalam serba pucat

Karena mengambang di sungai

*Potret berarti gambar atau lukisan yang seringkali merepresentasikan seseorang, yang mana seseorang tersebut menjadi dominan dalam gambar. Seri Potret berisikan 'surat terbuka' dalam bentuk puisi yang ditujukan untuk satu orang. Pesan yang disampaikan bisa perihal penantian, rasa cinta, rindu, dll. Semoga bertemu di Seri Potret selanjutnya!

Puisi Seri Potret Sebelumnya :
Potret VI
Potret VII
Potret VIII


Puisi Lainnya:

Sepertinya Ada yang Tak Nampak di Jendela

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun