Bintang masih jatuh di siang yang teriknya ampun,
Dan aku tidak ingin memikirkan apapun
Entah perut lapar yang perih atau atap bocor diterpa giatnya embun
Hanya ingin berdiam atau paling tidak menertawai dukun
Hanya ingin seminggu menyepi
Menyisihka diri
Menepi dari arus tak terperi
Mendarat di pulau dewi
Bintang, jatuh kapan saja ia mau
Dia menjadi dewasa di depan mataku,
Sementara tak ada keberanian padaku
Barang mengatakan malam ini kulihat bulan hanya separuh lampu
Separuhnya lagi kulihat padamu
Barang mengatakan teori lama soal cinta itu buta,
Bahkan apabila cinta tak tunanetra,
Itu akan selalu mengorbit pada kamu punya mata
Â
Mata Bintang,
Â
Bandung, 9 Maret 2018 10:40
Zahra
Puisi lainnya:Â
Ragam Suara yang Berirama Diam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H