Mohon tunggu...
Zahra El Fajr
Zahra El Fajr Mohon Tunggu... Penulis - a melancholist

Teacher | Fiksiana Enthusiast | Membaca puisi di Podcast Konstelasi Puisi (https://spoti.fi/2WZw7oQ) | Instagram/Twitter : zahraelfajr | e-mail: zahraelfajr@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Lebat Dilaknati Hujan

3 Oktober 2016   01:10 Diperbarui: 1 April 2017   08:59 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mana kuasa berjalan di atas tanah yang lebur menjadi lumpur karena hujan sedari barusan, sampai tujuan pun tidak

Mana bisa tak masuk angin kalau malamnya terguyur hujan, amat lama

Hujan ini bukan petaka saja, gelegar petirnya meraung ciutkan otot senyum

Petir itu tajamkan matamu, tak bisa ditatap dengan damai

Hujannya dimana-mana, Kamu

Raunganku kalah, salah memang aku tak mau mengalah

Lisanku liar, kamu terluka. Sesal pecuti betis, berbekas tapi tak sepadan dengan sayatan di hati. Bisa hilang, tidak apalagi, sangat bisa.

Terakhir, sumpah: hujan ini dimana? Dimana-mana? Dimana dimana?

"Bodoh!" umpatmu

Tolehan sarkas itu terdengar lebih lara daripada umpatannya,

Oh, hujannya di situ, di hatimu, dan lebat betul,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun