Aku:
Sendiri
Dalam bak kaca
Menghanguskan nista dia
Melembapkan masturbasi kala entah
Aku muak disini, kuingin ke rumah perai, pulang
Tak berdaya dalam bak kaca besar nan berlumut parah
Aku merindu samudera lepas nan senyap bersahaja melekap
Dia:
Tunggal
Menunggu ajal
Ditinggal kekasih meninggal
Seorang diri dalam rumah nestapa kami
Ombak dalam niatku mengubek hebat dahsyat
Mengulik pelampiasan ingin dan enggan aku bimbang
Haruskah aku berpaling karena manusiawi atau berlaga patuh
Aku:Â
Lelaki itu
Semakin gila
Dimana istrinya ?
Ia sembunyikan kah?
LabilÂ
membuat
mereka terpisah kah?
Ia sengaja membuat hidupnya
Acak-acakan sangat seperti pagi kelam kini
Ia terjaga pada siangnya seperti selalunya raguÂ
Memasukkan obat-obat ke dalam mulutnya, pucat sekali
Dia:Â
Putus asa yang tak biasa
Tak nampak Tuhan melindungi, tak merasa kudiawasi ikan itu
Kutelan saja sampai berbusa selamat tinggal dunia, lebamku karena rindu []
Bandung, 7 September 2016
Zahra,
[Cerpen] Rindu MerinduÂ
Petrichor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H