Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prihatin, Presiden Cuma Prihatin

13 April 2013   18:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:15 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Termasuk, (yang seharusnya menjadi) pusat kekuasaan, yaitu Ayah adan Abang ku Sang Presideng RI.  Abang SBY, saya mau katakan bahwa, rakyat tidak butuh prihatin dan keprihatinan, tetapi tindakan tegas - tindakan tegas - dan tindakan tegas.

TEGAS menghukum koruptor; tegas bubarkan ormas model FPI, HIZBUT TAHRIR, JAT, FUI dan sejenisnya; yang terang-terangan merongrong NKRI dengan menolak pilar-pilar berbangsa dan bernegara.

Rakyat butuh tegas dan ketegasan Pak Presiden, ketika meniadakan sentimen SARA; rakyat butuh pemerintah melindungi minoritas, sehingga tak ada penyingkiran dan penindasan (bahkan pembunuhan) terhadap mereka.

Sudah sangat banyak rakyat menangis, dan jangan lagi memperlihatkan prihatin (dan kesedihan) serta air mata  kepada mereka; rakyat telah mengeluarkan air mata akibat Presiden tak bertindak tegas serta tak ada ketegasan.

Sia-sia lah ribuan, bahkan jutaan kata prihatin dan keprihatinan dari Presiden; tetapi cukup  hanya bertindak tegas dan penuh ketegasan,  maka banyak hal terselesaikan.

Tindakan nyata yang tegas dan ketegasan,  lebih penting daripada jutaan kata-kata prihatin dan keprihatinan.

Akhirnya, diriku yang tua ini, juga ikut-ikutan dengan Pak Presiden; diriku juga PRIHATIN, karena Presiden cuma Prihatin

1364962767957906818
1364962767957906818

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun