SAL ternyata telah menjadi bagian gaya hidup di kalangan orang-orang tertentu, kalangan penikmat seks. Bagi mereka seks merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi, sebagaimana makan-minum-pakai, sehingga jika ada kesempatan, maka digunakan sebaik mungkin untuk memenuhinya. Â Dengan demikian, orang akan bisa menilai sampai jauh mana nilai-nilai hidup dan kehidupan yang ada pada diri para penikmat SAL tersebut.
Kini, terpulang kepada anda, mau melihat dari sisi yang mana (ada kehendak bebas manusia untuk menilai dan melihatnya), SAL sebagai pemenuhan kebutuhan seksual atau dosa. Penilaian etis - moral ada pada diri anda.
Lihat/klik LINK TERKAIT
Nilai-nilai Hidup dan Kehidupan Nilai-nilai hidup dan kehidupan merupakan keseluruhan tampilan diri, sikap, kata, perbuatan manusia sesuai sikonnya. Nilai-nilai hidup dan kehidupan manusia biasanya dipengaruhi oleh masukan-masukan dari luar dirinya sejak kecil. Hal-hal tersebut, antara lain,
[caption id="attachment_192654" align="aligncenter" width="497" caption="doc pribadi - Abbah Jappy"]
- agama atau ajaran-ajaran agama, biasanya bersifat mutlak; artinya tertanam dan berakarnya nilai-nilai dalam diri seseorang, yang kadang telah menjadi prinsip hidupnya, merupakan akibat dari pemahaman keagamaan yang kuat dan mendalam; dan seringkali ia tidak bisa menjelaskan alasan-alasan mempunyai prinsip (yang mungkin orang lain menganggap sebagai suatu kekakuan), namun karena imannya, ia tetap pada pendiriannya
- norma atau pun kebiasaan yang berlaku dalam komunitas; norma-norma yang berlaku pada suatu komunitas biasanya bersifat warisan bersama; artinya semua anggota komunitas menyetujui dan mempraktekkannya. Karena merupakan warisan bersama, maka hal itu terus-menerus diturunkan kepada generasi berikut; dan bisa dipakai sebagai salah satu identitas bersama pada komunitas tersebut; dengan demikian, sampai kapan atau dimana pun ia berada, maka selalu mempertahankan nilai-nilai tersebut
- pendidikan formal dan informal, disiplin, latihan, bimbingan orang tua maupun guru; semuanya itu merupakan penanaman nilai-nilai yang dilakukan sejak dini oleh orang dewasa ke dalam diri seseorang atau anak-anaknya. Proses penanaman itu dilakukan secara sengaja maupun tidak, dengan tujuan tertanam nilai-nilai luhur, baik, dan benar, yang menjadikan seseorang, dapat diterima oleh sesamanya
- interaksi sosial yang membawa perubahan pikiran dan tujuan mengungkapkan kata serta melakukan tindakan
- pengalaman serta wawasan yang didapat karena adanya interaksi dengan orang lain serta keterbukaan menyerap hal-hal baru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H