Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Henny - Theresia Pellokila - Johannes dalam Kenangan

21 Agustus 2011   10:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:35 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manuscript Suara Pesan Terakhir

[direkam oleh Noldy Pellokila, sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir]

Mama mengharapkan semua anak-anak berdoa dan di dalam kesukaran, kesulitan dan apa pun mintalah kepada TUHAN karena DIA yang mempunyai segala-galanya.

Dalam susah, di dalam senang, harus tetap mengucap syukur, karena TUHAN tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya yatim-piatu

Sebagaimana tiga puluh dua tahun yang lalu, mama berusaha untuk kamu semua dengan tanpa sesuatu apa pun, hanyalah mama berharap TUHAN sajalah yang mengatur langkah-langkah daripada semua anak-anak; dan TUHAN yang menjadi BAPA, TUHAN yang menjadi suami,  sehingga saya bisa membesarkan anak-anak

Kadang kala saya berdiri di atas tempat tidur,  dan saya sembayang  dan menangis dari manakah,  dari manakah saya mendapat makanan sampai saya kasih makan anak-anak sekian banyak ini, dari manakah saya mendapat uang untuk sekolahkan anak-anak, tapi di balik itu, mama yakin dan percaya bahwa apa yang saya telah minta dari pada TUHAN, maka TUHAN akan memberikannya, berikan yang terbaik bagi tiap-tiap anak-Nya. Sampai saat ini, TUHAN masih tetap menyertai dan melindungi. Ingat supaya di dalam suka, di dalam sukar sekalipun, jangan mengharapkan diri sendiri, tidak ada guna; semua harus mengimani mama punya pedoman di dalam duka, suka, di dalam senang; tadi kita menyanyi [INDAH RENCANA MU, merupakan lagu kesayangan dan terakhir yang mami-mama-oma nyanyikan], TUHAN senantiasa menyediakan yang terbaik bagi kita.

=====================================================================

Ibu yang Melahirkan, Ibu yang  Sendiri Ibu yang  Memelihara, Ibu yang Tegar

Terlahir dalam kesunyian

di desa yang sepi, Talae Rote tiga per empat abad yang lalu

Kesepian dan kejauhan tempat lahirnya, tak menyurutkan dirinya

untuk maju dan maju, karena ia bukan perempuan biasa

Masa remajanya di habiskan untuk belajar;

sesuatu yang tak biasa bagi gadis-gadis belia seusia dan semasanya

Namun, perkawinan membuatnya berhenti

berhenti dari cita-cita sebagai seorang pendidik

Karena bukan perempuan biasa,

menjadi isteri dan ibu, tidak menghalangi dirinya untuk berbuat;

berbuat banyak untuk suami dan anak-anaknya

Ketika ia masih menyusun rencana agar anak-anaknya

menaiki anak-anak tangga hidup dan kehidupan

Ia harus menjadi ibu sekaligus ayah untuk semua

Hari duka suaminya masih terbayang,

harus dilengkapi dengan hari duka anak tertua

Ia menjadi sendiri untuk semua

tanpa banyak kata dan suara

Sendiri dan kesepian menjadikan ia kuat

Kuat melepaskan anak-anaknya pergi

pergi membangun diri

pergi menyusun hari-hari selanjutnya

Ia hanya bicara dengan mata dan air mata ketika anak-anaknya

melangkah pergi

melangkah kembali

Ia juga bicara dengan mata

bicara dengan kata tanpa banyak suara

ketika satu demi satu anaknya membangun keluarga

dan

ketika anak-anaknya bercerita tentang pahit manisnya keluarga yang mereka bentuk

Ia tidak memberi banyak nasehat kata-kata

tapi sentuhan dan pelukan

Sentuhan dan pelukan yang

melegahkan

menenangkan

menyegarkan

menghibur

Sentuhan dan pelukan

yang menghentikan aliran deraian air mata

Pelukan dan telapak tangannya yang menjadi

bak air mata serta menyimpan dalam hatinya

Ketika satu demi satu

anak-anak menjadi

dan jadi dalam dekapan tangan kasih sayangnya

Ia kembali menjadi PUSAT

bukan lagi PUSAT kesepian dan kesendirian

bukan lagi pusat mengalirnya air mata

bukan lagi pusat derita dan kesedihan

Ia menjadi pusat senyum, pusat cerita cinta, pusat cerita cita

Ia menjadi pusat yang menyatukan semua

Ia menjadi pusat gelak tawa semua anak cucu

Kini, sekian hari yang lalu PUSAT itu telah pergi Ia melangkah jauh Ia menuju kejauhan Kejauhan yang tak terjangkau

Ia yang tak terlupakan Ia selalu ada dalam setiap hati

1338527815194645416
1338527815194645416

Jappy Pellokila

LIHAT ALBUM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun