Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pesan Terakhir Mama

1 Januari 2012   03:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:30 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa jam berlalu, sambil membawa banyak hal yang tak bisa ditulis satu-satu persatu dengan kata-kata, namun teringat sebatas ingatan; itulah 2011 yang telah pergi. Pergi dengan berjuta peristiwa [ada] yang bermakna dan [ada pula yang] tak perlu diingat.

Semuanya menyatu dalam/pada diri setiap insan, dan [mungkin saja] pada masanya akan muncul dalam kata, ingatan, cerita, tuturan nostalgia [ketika terjadi interaksi bersama yang lain di sekitar hidup dan kehidupan].

Mungkin juga, diri ku sama dengan mereka yang lain, dalam/pada diri ini, ada paduan ingatan, kata, cerita, kisah, pahit, manis, suka, duka, serta aneka warna hidup dan kehidupan yang lain. Semunya tersimpan-tertata rapi pada/dalam laci-laci lemari jiwa serta pikiran; terjaga manis oleh pagar jiwa, serta terawat.

Salah satu yang terjaga-tersimpan-terawat itu adalah, pesan terakhir mama, yang direkam sesaat sebelum ia pergi menuju kejauhan yang terjangkau; pesan itu, kebetulan telah disimpan dalam bentuk vidio, dan meminjam youtube [http://youtu.be/lWMfKpVti6A] sebagai brankas maya. Dan dengan mata yang masih setengah jelas, karena mengantuk, menghidupkan notebook, modem, dan internet, dan langsung menuju acount youtube, klik vidio pesan terakhir mama.

Hitungan detik, getaran suara yang mengetar itu muncul, volume dibesarkan, suaranya memenuhi semua ruangan, dan menembus semua hati yang mendengar.  Semunya diam, sambil mendengar; tak terasa, ada banyak mata yang basah; basah karena hanya suara; suara pesan seorang ibu; pesan yang tak boleh terlupakan. Dan yang paling teringat adalah, Mama mengharapkan semua anak-anak berdoa dan di dalam kesukaran kesulitan dan apa pun mintalah kepada TUHAN karena DIA yang mempunyai segala-galanya. Dalam susah, di dalam senang, harus tetap mengucap syukur, karena TUHAN tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya yatim-piatu.

Ia boleh pergi karena diambil oleh Yang Empunya Hidup dan Kehidupan, namun segalanya tentang dia masih tetap ada; ada dalam maya, ada dalam abstrak, ada dalam hati serta pada relung-relung jiwa anak-cucu-buyutnya.

Sungguh, awal tahun baru yang tak terduga, dan sangat menyenangkan; mengawali yang baru ini dengan mendengar pesan mama; pesan untuk semua; dan semua yang mempunyai lemari hati untuk menyimpan, serta gunakan pada banyak masa dan waktu.

Ku bangkit dari meja dan menatap keluar, mendung dan rintik hujan, langit kelabu, namun pikiran ini berkata bahwa kepastian - optimis akan sanggup mencerahkan yang kelabu tersebut.  Dalam keyakinan ku, ku khan melangkah pasti dengan kepastian melewati jalan dan jalan di depan, jalan tahun baru yang masih panjang [dan dalam aluman itu, ada bunyi hp menyadarkan diri, ternyata dari adik perempuan terbungsu, dengan suara gembira, ia ucapkan selamat tahun baru].

Itu lah .......

Manuscript Suara Pesan Terakhir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun