II
GURU PAK SEBAGAI PROFESI
Profesi -Latin, profesus- artinya mengakui iman atau orang yang melakukan peengakuan iman secara terbuka di hadapan publik. Istilah ini pada mulanya dipakai dalam konteks kekristenan mula-mula sampai abad ke 4 Masehi. Dengan demikian pejabat gerejawi dipandang sebagai profesi yang mula-mula. Profesi adalah pekerjaan -tertentu- yang menjadi panggilan hidup seseorang; dan sekaligus kemandirian serta kemitraan melaksanakan panggilan; nilai terminal atau tujuan dan hidup yang bermakna5. Seseorang melaksanakan profesinya dengan baik-benar-konsisten-kontinyu, disebut professional. Seorang profesional mempunyai ciri-ciri keahlian yang diperoleh dari pendidikan terstruktur dan baku; serta keahlian tersebut menjadi sumber nafkah utama pengemban profesi:yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dalam masyarakat; yang dipilih sebagai panggilan hidup 6
Adanya sejumlah nilai yang disepakati bersama oleh pengemban profesi sebagai kode etik. Pada umunya keterikatan profesi seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain:
- input yang diterima dari lembaga yang mendidiknya
- ketaatan-kesetiaan pada kode etik kelompok profesinya
- kemampuan dan adaptasi-serta tidak terpengaruh lingkungan
- komitmen pada panggilan profesi yang dipilihnya
Demikian juga guru PAK, ia juga mempunyai keterikatan tertentu dan khas sebagai kode etik dalam profesinya. Hal-hal tersebut adalah :
1.Input yang diterima dari lembaga yang mendidiknya. Input ini berupa kelengkapan penge tahuan teologis, keguruan, dan trampil mengajar, serta mempunyai spiritualitas atau kerohanian yang baik dan berasal atau bersumber dari Tuhan Allah. Dan juga terus menerus belajar untuk meningkatkan diri, termasuk kemampuan memahami Firman Tuhan melalui perbuatan dan perkataan. Terus menerus meningkatkan kerohaniannya di bawah bimbingan Tuhan Allah. Dengan demikian, ia mampu mengelola proses belajar-mengajar serta memberikan layanan yang terbaik untuk orang lain atau kepada peserta didik.
2.Ketaatan-kesetiaan pada kode etik kelompok profesinya. Hampir semua profesi mempunyai kode etik yang tertulis, terstruktur dan harus diatati oleh mereka yang terikat di dalamnya, misalnya kode etik kedokteran, kode etik pengacara, dan lain-lain. Namun, secara khusus pada profesi guru PAK, hal tersebut tidak atau belum ada. Walaupun demikian, bukan berarti guru PAK mengajar atau bekerja tanpa kode etik. Ada kode etik yang tidak tertulis di atas kertas tetapi di hatinya, yaitu hati yang melayani Tuhan Allah, nyata melalui panggilan pelayanan kepada semua orang, terutama murid-muridnya.
3.Kemampuan adaptasi serta tidak terpengaruh lingkungan. Guru PAK mempunyai kepekaan terhadap lingkungan di mana ia berada. Mampu beradaptsi dengan lingkungan sosio-kultural di tempat ia mengajar atau bertugas. Tetapi bukan berarti -karena adaptasi salah kaprah- ia terjerumus dalam lingkungan sosial dan masyarakat yang kacau. Ia harus menjadi garam dan terang bagi semua yang ada di sekitarnya. Kemampuan adaptasi menjadikan guru PAK mampu memberikan jawaban teologis terhadap persoalan serta pertanyaan-pertenyaan kontemporer yang datang pada muridnya; serta memberikan jawaban etis kristiani serta landasan teologis terhadap peran-peran muridnya atau orang percaya pada umumnya. Melalui adaptasi yang baik, guru PAK juga mampu menemukan inovasi baru dalam proses belajar-mengajar PAK.
4.Komitmen pada panggilan profesi yang dipilihnya. Mungkin saja guru PAK akan mendapat pandangan dari orang lain -karena konsepnya tentang kesuksesan- bahwa profesinya tidak menjanjikan atau menghasilkan materi yang banyak. Namun, jika seseorang -dengan alasan-alasan tertentu- sudah memilih berprofesi sebagai guru PAK, maka ia harus memiliki komitmen tinggi terhadap pilihan yang sudah diambil dan dijalaninya.
Komitmen guru PAK bukan saja urusan pekerjaan atau nafkah, tetapi karena ia harus mengerjakan panggilan pelayanan yang datang dari TUHAN Allah kepadanya. Dengan demikan, upahnya bukan hanya dari bumi tetapi juga di surga, karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia, I Korintus 15:58.