Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orientasi dan Disorientasi

5 Mei 2011   15:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:02 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia yang mempunyai orientasi masa kini, adalah orang-orang yang yang berada dalam sikon kekinian; mereka sangat nyaman dengan keadaan dirinya; mereka berada di dan dalam rentang waktu masa kini dan lokasi tertentu dengan semua aspek yang bertalian di dalamnya.

Secara negatif, manusia yang hanya berorientasi masa kinai, tak peduli pada hari depan hidup dan kehidupannya; yang penting sekarang bukan besok. Mereka adalah orang-orang yang pada hari ini berhasil serta untung; namun keuntungan itu tidak tertata atau diatur, sehingga besok, menjadi kekurangan atau tidak mempunyai apa-apa. Pada sikon itu, ia hanya bertahan hidup karena ada makanan-minuman, dan tidur pada hari ini; tidak memikirkan hari esok; tetapi ketika besok tiba, ia harus mencari lagi dengan berbagai bentuk kegiatan [yang biasanya melanggar hukum, norma dan etika]. Orientasi seperti itu, biasanya ada pada diri preman, penjahat, serta para kriminalis lainnya. Sehingga apa yang didapat [saat ini, misalnya karena hasil kejahatan], akan habis dan dihabiskan dalam tempo singkat.

Secara positip, mereka yang berorientasi masa kini, adalah orang-orang yang mampu beradaptasi dengan lingkungan atau sikon hidup dan kehidupan kekinian; ia bisa [bertahan] hidup di manapun ia berada. Pada sikon itu pun, ia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya. Ia selalu mengikuti dan berusaha menjadi bagian dari perkembangan sosial-kultural-politik. Tampilan dirinya selalu atau cenderung trendy dan mengikuti zaman; selalu menjaga gaya hidup dan kehidupan, walaupun untuk semuanya itu, ia harus mengeluarkan biaya tinggi.

13262844921074665035
13262844921074665035
Manusia yang mempunyai orientasi masa depan. Ada dua kategori masa depan, yaitu 1masa depan yang masih terbatas pada dimensi, misalnya ruang dan waktu; dan 2masa depan eskhatologis, suatu sikon setelah hidup dan kehidupan sekarang [yang masih terkurung dan di batasi oleh dimensi].

Masa depan yang masih di batasi dimensi, waktu akan datang, tetapi masih ada di dunia; hal-hal itu berupa cita-cita, pekerjaan setelah studi, membangun keluarga, kesuksesan hidup, dan seterusnya. Mereka adalah pribadi yang selalu ingat TUHAN, apresiatip pada HAM dan lingkungan hidup. Untuk mencapai masa depan cerah dan gilang-gemilang, biasanya seseorang akan melakukan banyak hal yang baik dan benar dalam hidup dan kehidupan kekiniannya.

Sedangkan, masa depan eskhatologis, biasanya sesuai dengan ajaran Agama-agama; misalnya keselamatan dan hidup kekal di Surga. Untuk mencapai masa depan eskhatologis, seseorang harus mempunyai kasih, iman, dan pengharapan; tampilan dan keberadaan diri taat dan setia kepada TUHAN Allah; sekaligus menunjukkan pelayanan dan kesaksian sebagai umat beragama yang bertanggungjawab kepada TUHAN dan manusia. Mereka selalu optimis ketika menghadapi segala bentuk pergumulan hidup dan kehidupan, dengan suatu keyakinan bahwa TUHAN Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan baginya.

Manusia yang mempunyai orientasi masa depan adalah orang-orang [pada sikon kekinian] belajar dari pengalaman [masa lalu], kemudian menata diri untuk menjangkau, meraih, dan memasuki masa depan. Mereka mempunyai perencanaan yang baik, sehingga sekalipun dalam [mempunyai banyak] keterbatasan, tetapi belajar serta berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya secara positip serta optimis. Mereka adalah orang-orang yang tangannya terlalu ringan untuk membantu sesamanya. Dalam rangka merubah sikon masyarakat, orang-orang ini, melakukan sesuatu yang dampaknya dirasakan oleh generasi sekarang maupun akan datang. Dengan upaya itu, mereka mampu merubah diri sendiri dan masyarakat.

Orientasi dan disorientasi saling terkait dan tak bisa dipisahkan. Perubahan-perubahan sosial, kultural, politik, ekonomi, adanya penyakit serta ganguan psikologis tertentu, termasuk tekanan-tekanan serta hambatan yang didapat [terhadap] seseorang di lingkungan pekerjaan, rumah tangga, pergaulan sosial, dan sebagainya dapat menjadikan perubahan orientasi atau bahkan disorientasi.

Disorientasi dapat terjadi pada siapapun, ia tidak mengenal SARA, gender, umur, dan kelas ataupun tingkat sosial. Namun keadaan, kesadaran, kekuatan diri masing-masing orang menghadapi gejala [penyebab] disorientasi berbeda-beda; sehingga ada yang muncul sebagai pemenang, namun tidak sedikit terjerumus dalam disorientasi. Pada umumnya, disorientasi terjadi atau pada,

  • Orang-orang yang kepribadiannya rapuh, lemah, dan tidak dewasa psikologis atau adanya keterlambatan perkembangan psikologis, mudah terkena depresi, frustrasi, dan stres akibat tekanan-tekanan tertentu yang datang dari luar dirinya. Mereka tidak kuat atau tak mampu menghadapi ataupun menemukan jalan keluar dari permasalahan dan problem hidup dan kehidupannya. Sehingga mengalami gangguan jiwa akut, tidak terobati, dan tak mengalami perawatan. Mereka termasuk para penderita berbagai penyakit terminal [misalnya cacad tetap, AIDS, kanker, dan lain-lain], yang tipis harapan hidup serta sembuh; ataupun ketidakadaan biaya untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit yang diderita, kemudian berakhir dengan bunuh diri.
  • Mereka, bisa saja, adalah orang dewasa yang dulunya [ketika masih anak-anak dalam keluarga] adalah anak-anak manja dan dimanjakan. Misalnya, anak tunggal, bungsu, atau mereka yang mengalami kelebihan perhatian dan perlindungan dari orang tuanya; ataupun anak-anak korban kekerasan dalam rumah tangga; serta mereka yang ditelantarkan oleh orang tuannya.
  • Anak-anak jalanan dan terlantar, kaum miskin kota dan desa; harapan masa depannya menjadi sirna akibat sikonnya yang tidak memungkinkan ia merubah dirinya kearah lebih baik.
  • Anak-anak muda yang bertumbuh dalam keluarga yang sangat kaya; semua kebutuhan dan keinginannya mudah terpenuhi; tanpa pendidikan tinggi ataup un bekerja keras, mereka dapat hidup [bahkan bisa meninggalkan warisan untuk anak cucu]. Model ini, memunculkan anak-anak muda yang terjerumus pada gaya hidup hedonis dan penggunaan obat-obat terlarang.
  • Orang-orang yang tak berpendidikan karena kemiskinan. Akibatnya, mereka tidak mampu bersaing dalam masyarakat; anak-anak terlantar; para yatim-piatu yang ditelantar oleh sanak familinya, dan lain-lain.
  • Orang-orang yang kalah bersaing atau pun terhambat jenjang karier dan pangkat [di institusi pemerintahan, politik, dan militer] akibat sentimen SARA, perbedaan ideologi, ketidaksamaan aliran politik, dan lain-lain.
  • Orang-orang yang pemahaman agamanya sempit; mereka tadinya, mungkin mempunyai orientasi untuk sekedar bertahan hidup, namun ketika mendapat masukan-masukan keagamaan yang fanatik akan mudah berubah menjadi disorientasi. Pada sikon itu, ia mudah menjadi seorang yang anti agama, bersifat sentimen SARA, bahkan menjadi teroris dan bagian dari terorisme.
  • Bisa juga terjadi pada diri para pensiunan alamiah ataupun pensiun paksaan atau terpaksa akibat pemutusan hubungan kerja.

13287919441440093450
13287919441440093450

TULISAN-TULISAN LAIN

CITRA DIRI CINTA - KASIH - SAYANG PACARAN dan PERTUNANGAN FUNGSI SEKS DALAM PERKAWINAN CIRI ABG YANG SUDAH SEX PRA-NIKAH GAYA HIDUP HEDONIS HAPPY BIRTHDAY FRAGMENTASI RISENSI BUKU MALU dan TAK TAHU MALU PRIBUMI - NON PRIBUMI SENTIMEN SARA PANIK - KEPANIKAN SUSNO DUADJI: “BHAYANGKARA SEJATI SETIA DAN LOYAL“ PEMIKIRAN MODERAT DAN LIBERAL PENYUSUNAN PERDA FUNGSI SEKS GEJALA PENGGUNA NARKOBA MAKNA POLITIK DEKADENSI MORAL HAKIKAT KERJA - PEKERJAAN HUBUNGAN MANUSIA - ALAM ORIENTASI DAN DISORIENTASI SHOLAT KRISTEN E-BOOK GAPURA HOMEPAGE SINISME TERHADAP AGAMA ASAL USUL AGAMA HAL-HAL YANG MERUSAK AGAMA DI NUSANTARA FUNDAMENTALISME AGAMA FUNDAMENTALISME KRISTEN KEESAAN DALAM ISLAM FUNDAMENTALISME ISLAM YUDAISME MUSLIM MEMILIH PEMIMPIN BEDA AGAMA MEMILIH PEMIMPIN MENURUT AJARAN ISLAM BUKAN TEROR KAUM SORBAN - SARUNG - PECI TAHAPAN INTOLERANSI DI NKRI GURITA CIKEAS SEJARAH POLISI SANTRI RASIALIS HOAX ANTI PANCASILA ARAB PRA ISLAM PENJARA PENGILAHIAN MANUSIA Dr IOANES RAKHMAT Vs Dr. WENDI ZARMAN

Jappy Pellokila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun