Prah-prahan menjadi salah satu tradisi masyarakat yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi yang sangat unik dan dapat menarik perhatian pendatang baru. Bukan hanya itu saja, tujuan diadakannya tradisi ini adalah untuk memperingati tahun baru islam karena dilaksanakan pada tanggal 1 Muharram dan untuk menolak penyakit atau biasanya masyarakat menyebut dengan "tolak bala". Keantusiasan masyarakat dalam melaksanakan tradisi ini adalah bentuk dari menjaga adat-istiadat yang telah ada dari jaman nenek moyang terdahulu.Â
Tradisi Prah-prahan adalah warisan dari para leluhur yang harus tetap di jaga dan di lestarikan. Munculnya tradisi ini di tengah masyarakat dapat mempererat tali silaturahmi. Tradisi ini diikuti oleh masyarakat dengan antusiasme yang luar biasa. Masyarakat akan berkumpul di satu tanah lapang dengan membawa wadah masing-masing. Ada yang membawa botol air, baskom, kompan, bahkan galon. Lalu diisi dengan air dan daun-daun yang ada di sekitar tanah lapang tersebut. Bentuk sakralnya adalah semua wadah tersebut dikumpulkan di satu titik lalu di bacakan do'a - do'a oleh para tokoh masyarakat setempat. Inti dari dibacakannya do'a tersebut adalah agar masyarakat dapat mengawali awal tahun hijriah dengan sehat dan dijauhkan dari penyakit serta marabahaya. Setelah itu, air do'a tersebut digunakan oleh masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Ada yang di pake untuk minum, mencuci muka, mencuci tangan dan kaki, bahkan ada yang dipake mandi. Masyarakat percaya bahwa air tersebut dapat mencegah penyakit karena wasilah diberi do'a tadi oleh para tokoh masyarakat.Â
1. Pengertian Tradisi
Tradisi dan adat istiadat adalah sebuah hal yang sama, yaitu kebiasaan yang lahir dari penduduk asli pedesaan yang mencangkup dimensi religius, kebudayaan, norma-norma, dan hukum yang mengatur tentang kehidupan sosial masyarakat. Tradisi adalah perilaku, kegiatan, atau kebiasaan yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam suatu kelompok atau masyarakat. Tradisi dapat berupa bentuk kebudayaan, keyakinan, ritual, atau acara yang penting bagi suatu kelompok tertentu. Tradisi dapat membentuk identitas dan memperkuat ikatan sosial antara individu dalam kelompok yang sama.Â
Terkadang tradisi memiliki arti dan simbolis tertentu bagi kelompok tersebut. Tradisi juga dapat menjadi cara untuk mempertahankan warisan budaya dan nilai-nilai yang penting bagi suatu kelompok. Tradisi bisa berupa perayaan atau festival, upacara adat, ritual keagamaan, makanan khas, tarian dan musik tradisional, serta berbagai kegiatan lainnya. Tradisi juga bisa berbeda-beda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, bahkan di dalam satu negara atau daerah pun bisa memiliki tradisi yang beragam.Â
Tradisi sering kali memiliki nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan dianggap sakral oleh masyarakat yang menjalankannya. Tradisi juga memiliki peran penting dalam memperkuat ikatan sosial antara anggota kelompok serta menjaga kestabilan sosial dan budaya. Namun, perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi sering kali membuat tradisi-tradisi ini terancam punah atau terpengaruh oleh kebudayaan modern. Oleh karena itu, upaya untuk melestarikan dan mempromosikan tradisi menjadi sangat penting dalam menjaga keanekaragaman budaya dan identitas suatu kelompok.
2. Tradisi Prah-prahan
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Islam. Ini merupakan salah satu bulan yang dianggap suci dan penting bagi umat Muslim karena terdapat beberapa peristiwa luar biasa pada bulan ini seperti hijrahnya Nabi Muhammad SAW. dari Makkah ke Madinah. Pada setiap momentum hari islam, masyarakat Sunda Banten selalu mengadakan acara-acara tradisional seperti Prah-prahan. Secara filosofis, Tradisi Prah-prahan mempunyai banyak makna. Tradisi prah-prahan mempunya beberapa makna sebagai berikut :
Diadakan dipertigaan jalan menuju kampung. Tujuannya adalah untuk mendatangkan keberkahan dari berbagai pintu masuk menuju beberapa kampung.Â
Menggunakan Air dan Daun. Tujuannya adalah karena mata pencaharian masyarakat petani sawah dan perkebunan. Daun melambangkan mata pencaharian masyarakat setempat, dan Air melambangkan sumber kehidupan.
Lalu menggabungkan keduanya berharap agar Allah SWT. melimpahkan rezeki kepada masyarakat melalui pertanian dan perkebunan. Pembacaan Al-Qurn dan Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani. Pembacaan kedua ini dimaksudkan agar mendapatkan keberkahan dari pembacaan ayat suci Al-qur'an, serta diperkuat dengan karomah keberkahan seorang ulama karismatik.