Kenyataannya bahwa konsep "Deep Learning" menekankan pada pembelajaran yang mendalam dan aplikatif yang besar kemungkinan sangat sulit diukur melalui ujian terstandar seperti UN.
"Budaya Belajar karena Ujian"
Masih terbayang dalam benak kita tentang proses penghapusan Ujian Nasional. UN dihapus dengan maksud mengurangi tekanan pada siswa dan agar terhindarnya slogan "Teaching to the Test" yang ketika ditelisik lebih jauh hanya akan membatasi kreativitas siswa dalam pembelajaran.
Hal ini dikarenakan ketika UN masih menjadi patokan utama keberhasilan akhir sebuah proses pendidikan, guru dan sekolah cenderung hanya akan fokus pada materi yang diuji.
Akibatnya konsep dan ruang gerak pendidikan menjadi dangkal dan sempit yang hanya akan berorientasi pada hasil ujian, dan bukan pada proses pembelajaran yang bermakna.
Jika UN tetap kembali diadakan, yang kita takutkan adalah akan terjadinya mindset berpikir pada pola yang lama, yang mana siswa bersama guru hanya akan fokus pada persiapan ujian, bukan pada pemahaman sesungguhnya yang ingin dicapai. Pemahaman materi secara mendalam yang menjadi inti dari konsep "Deep Learning" akan hilang akibat fokus "Lulus UN".
Ha ini akan berdampak pada berkurangnya inovasi di kelas dan memacu kembali munculnya metode belajar hafalan yang sudah tidak relevan lagi dengan konsep kebutuhan zaman.
Education for Live not for the Test
Pendidikan di era ini yang lebih menekankan pada persaingan global tidak hanya soal kemampuan menghafal dan mengingat yang sudah dilalui namun pendidikan itu harusnya sudah pada tingkatan pengaplikasian.
Siswa seharusnya berkontribusi penuh dalam masyarakat bukan baru sebatas mengingat. Konsep pendidikan "Deep Learning" mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi secara menyeluruh terutama dalam aspek keterampilan yang tidak akan mampu dievaluasi melalui ujian yang seragam dan sejenis.