Mohon tunggu...
Jantje Laimeheriwa
Jantje Laimeheriwa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jantje Laimeheriwa

Jadilah orang yang berempati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Motivasi Membakar Diriku, Catatan Masa Kecil di Yawuru Kisar

14 Maret 2021   22:08 Diperbarui: 14 Maret 2021   22:30 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar di rumah juga tidak ada fasilitas yang mendukung untuk belajar dengan baik dan tenang. Siang hari mencari tempat yang teduh di bukit, dibawah pohon pohon hanya untuk tenang belajar.

Jika malam tiba, belajar dengan lampu buatan biji bintanggur dan biji kusambi, pelita minyak tanah tidak ada, apa lagi bicara lampu listrik, nama saja tidak tau.

Tetapi dalam situasi yang serba kekurangan dan susah tersebut   saya tetap ada dorongan kuat dalam  hati dan pikiran untuk belajar dan belajar. Tidak terbetik dalam pikiran dan hati,  belajar supaya nanti bisa menjadi polisi, tentara, pegawai dan lain lain. Tetapi yang ada dalam pikiran hanya ada kemauan keras untuk belajar dan belajar setiap hari. 

Dorongan kuat hati dan pikiran,  motivasi diri yang  kuat untuk saya harus belajar. Apalagi saya didukung dan di dorong  oleh tete saya yaitu  Tete Pahi  untuk belajar agar kehidupan saya di masa depan jauh lebih baik.

Puji Tuhan dalam situasi yang susah dan sulit tetapi saya berhasil lulus Sekolah Dasar lewat Ujian Negara. 

Setelah lulus Sekolah Dasar  SD saya lanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama SMP di tingkat Kecamatan yang jaraknya dari kampung sekitar 6 km dan tiap hari jalan kaki, tidak ada kenderaan, semua orang Kisar  jalan kaki.

Selama 3 tahun di SMP mengikuti proses belajar mengajar tetap dengan fasilitas yang kurang. Kelas 1 masih pakaian bebas, bebas pake alas kaki jika punya sendal atau sepatu, saya masih tetap kaki kosong. 

Fasilitas belajar di rumah masih sama seperti pengalaman di SD. Serba sulit, serba susah tetapi suasana hati saya pada masa itu enjoi saja, saya menikmati dengan suka cita, belajar dengan suka cita. Saya tidak tau kenapa saya tetap dalam suasana damai, suasana sukacita.

Apakah memang karena lingkungannya begitu ? ya mungkin saja demikian.

Pendek cerita setelah tamat SMP selama 3 tahun dalam perjuangan dan pergumulan dengan situasi yang serba kurang, baik di sekolah maupun di rumah tetapi satu hal yang tetap menyala adalah Api Motivasi Yang Membakar Jiwa dan Raga saya untuk belajar dan belajar.

Setelah melewati perjuangan keras di SD dan SMP di Kampung halaman dusun Yawuru Pulau Kisar dan atas perkenaan dan seizin Tuhan, saya keluar dan merantau  ke Ambon untuk melanjutkan pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun