Mohon tunggu...
Raudhatul Jannah
Raudhatul Jannah Mohon Tunggu... Guru - pendidik di SD Islam Ulil Albab Kebumen

I want to be successful wherever I exist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Generasi Anti Hoaks Sejak Dini Melalui Budaya 5M

10 November 2017   21:44 Diperbarui: 10 November 2017   22:05 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selain kedua dampak negatif di atas, hoax juga mengaburkan fakta. Fakta tentang pentingnya registrasi kartu prabayar menjadi samar/berita palsu karena adanya broadcast berita hoax bahwa Keminfo tidak menginformasikan tentang registrasi kartu prabayar.. Padahal registrasi ulang nomor pensel itu benar adanya dan yang mesti dicantumkan adalah nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor kartu keluarga (KK).

Membangun Generasi Anti-Hoax Sejak Dini melalui Budaya 5M

Anak-anak dan remaja merupakan generasi penerus bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, anak-anak dan remaja harus memiliki kemampuan melek digital. Anak-anak dan remaja perlu disiapkan sejak dini agar mampu memilih dan memilah berita atau informasi yang didapatkan dari media sosial. Budaya 5M merupakan pembiasaan mengakses, mengelola, mengevaluasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan sebuah berita dari media sosial. Budaya 5M sebaiknya selalu terintegrasi dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah. Melalui budaya 5M siswa belajar langsung cara mengakses sebuah berita/informasi dari media sosial seperti facebook, twitter, instagram,dan sebagainya.

Setelah mengakses, siswa dididik untuk mengelola berita atau informasi yang didapatt. Dalam tahap ini, siswa menelusuri lebih dalam sumber berita atau informasi yang didapat. Jika sumber jelas dan dapat diklarifikasi ada kemungkinan berita tersebut fakta. Jika sebaliknya, ada kemungkinan berita tersebut berita hoaxatau palsu.

Tahap ketiga yaitu mengevaluasi, artinya menilai berita. Siswa mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan berita atau informasi yang didapat. Selain itu, siswa juga mencermati isi yang terkandung dalam berita atau nformasi yang di dapat. Mencari bukti-bukti yang mendukung berita dan informasi tersebut.

Tahap keempat yaitu menganalisis. Dalam tahap ini siswa menyimpulkan berdasarkan sumber, kekurangan dan kelebihan berita, bukti-bukti yang mendukung berita apakah berita atau informasi yang didapat termasuk fakta atau hoaxbelaka. Jika berita tersebut terbukti sebagai fakta, maka langkah terkhir yang harus dilakukan adalah mengkomunikasikan berita tersebut kepada orang lain. Mengkomunikasikan dalam hal ini berarti membagikan berita atau informasi tersebut kepada orang lain. Akan tetapi jika berita tersebut terbukti sebagai hoax,maka siswa perlu mengkomunikasikan dengan cara melaporkan kepada pihak-pihak terkait, seperti Report Statusdan Report Tweet.

Mengedukasi keluarga, kolega untuk memerangi hoax

Tidak hanya kalangan siswa, keluarga dan kolega juga perlu mendapatkan pengetahuan tentang cara memerangi hoax. Adapun cara yang dapat penulis lakukan yaitu dengan cara membagikan artikel ini sebanyak-banyaknya kepada keluarga dan kolega. Dengan membaca artikel ini diharapkan keluarga dan kolega mengetahui cara mengidentifikasi berita hoax dan langkah tepat jika menjumpai berita hoax.

Pengalaman pribadi tentang tindakan yang pernah dilakukan ketika mendapati hoax

Wabah hoaxmenyerang semua kalangan, termasuk penulis. Akhir tahun 2016 sedang ramai dibicarakan tentang komunitas Bismania Indonesia yang mempunyai jargon "Om telolet om". Suatu malam penulis mendapat berita yang dibagikan melalui media sosial whatssapbahwa kata Om telolet om merupakan konspirasi pendangkalan akidah. Seketika itu juga penulis coba mencari sumber lain yang menginformasikan tentang boomingjargon Om telolet om. Setelah ditelusuri ternyata jargon Om telolet om bukan bermaksud pendangkalan akidah, melainkan subutan anak-anak di suatu daerah untuk suara klakson bus yang terbilang unik.

Berita hoaxmerupakan berita bohong yang sengaja dibuat untuk memberikan pemahaman yang salah terhadap suatu fakta. Berita hoaxmenyerang semua kalangan mulai dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Sebagai generasi masa depan Bangsa Indonesia, remaja dan anak-anak harus disiapkan sejak dini agar mampu memilih dan memilah berita atau informasi yang didapatkan dari media sosial. Budaya 5M merupakan pembiasaan mengakses, mengelola, mengevaluasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan sebuah berita dari media sosial. Budaya 5M mampu membangun genersi anti hoaxsejak dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun