Mohon tunggu...
Olahraga

Aku Jadi Atlet Maraton?

25 Oktober 2017   21:17 Diperbarui: 1 November 2017   22:12 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah kalian siapa orang tersebut? Ya, dia adalah Wilson Kipsang, seorang atlet maraton tercepat dari Kenya dengan rekor 2 jam 3 menit 23 detik di Berlin pada tahun 2013 silan. Bisakah kita menjadi seorang pelari maraton sepertinya? Untuk menjadi pelari maraton, tentunya kita harus memperhatikan berbagai macam hal, dari yang besar sampai yang kecil sekalipun. Penulis percaya bahwa para pelari maraton memiliki gen khusus yang membuat mereka dapat berlari dengan cepat dan jarak yang bisa dikatakan sangat jauh. Kebanyakan pelari maraton yang baik berasal dari Kenya dan Etiopia. Ngare Joseph, pelari asal Kenya mengatakan untuk menjadi pelari maraton, ia selalu berlatih setiap harinya dengan berlari 3 kali sehari. Saat bangun pagi, pukul 10, dan di sore hari. Dalam sehari, ia dapat menempuh jarak sekitar 50 km. Begitu pula yang dilakukan oleh Nyansikera Winfridah, atlet full maraton putri yang juga berasal dari Kenya. Ia selalu berlari 20 km di pagi hari, 40 sampai 50 km di siang hari, dan 10 km di sore hari.

Selain dengan berlatih, seorang pelari maraton harus memiliki gen khusus untuk dapat menjadi yang terdepan. Mereka yang memiliki gen khusus ini cenderung menghasilkan kreatin kinase dan mioglobin lebih sedikit daripada orang biasa. Kreatin kinase adalah enzim yang banyak dijumpai di jaringan otot lurik dan jantung. Normalnya terdapat 10 sampai dengan 120 mikrogram per liter darah. Oleh karena banyaknya enzim ini di jaringan otot, enzim ini dapat digunakan sebagai pendeteksi parah atau tidaknya kerusakan atau kelainan pada otot seseorang.

Sedangkan mioglobin adalah asam amino sejenis zat besi yang berfungsi sebagai pembawa atau pengikat oksigen dalam jaringan otot. Keduanya memiliki hubungan dengan adanya kerusakan otot di dalam tubuh seseorang, maka dari itu, semakin sedikit enzim kreatin kinase dan mioglobin yang dihasilkan akan meminimalisir adanya kerusakan otot selama mengikuti lari maraton. Hal ini telah diuji cobakan terhadap 71 atlet pelari maraton oleh para peneliti Spanyol.

Pelari dengan kaki panjang akan sangat membantu dalam perlombaan. Apabila pelari dengan kaki yang panjang terus mempertahankan laju berlarinya dan menggunakan langkah-langkah yang panjang atau besar maka akan semakin mudah dan cepat bagi pelari untuk sampai di garis finish. Periset di Penn University melakukan penelitian dengan menggunakan gambar pencitraan MRI terhadap pelari berpengalaman dan menemukan fakta bahwa pelari tersebut memiliki tulang kaki depan 6,2 persen lebih panjang dari orang biasa.

Struktur kaki tersebut akan sangat mendukung seseorang untuk mulai menekuni bidang lari. Pasti akan sangat mudah bagi mereka, orang-orang yang memang terlahir dengan postur tubuh yang tinggi. Tapi masih mungkinkah kita untuk menambah tinggi badan kita? Mengutip dari terataiilmu.com, tinggi badan seseorang di Indonesia dapat dikatakan ideal sebagai berikut :

Rentang Usia (tahun)

Tinggi Badan (cm)

3-4

96-108

5-6

109-122

7-8

123-140

9-10

141-153

11-15

154-165

16-20

166-170

21-25

171-176

                Di dalam tubuh kita terdapat hormon pertumbuhan yang disebut sebagai HGH. Hormone inilah yang membantu dalam meningkatkan tinggi badan kita. Caranya adalah dengan memicu pengeluaran hormon ini. Lagi-lagi dengan berlari dan berbagai olahraga lainnya, memenuhi kebutuhan nutrisi dan istirahat yang cukup. Nutrisi disini bukan berarti memakan semua yang kita anggap sehat, tapi mulai merombak menu makan kita sehari-hari. Dari yang biasanya nasi 1 wadah besar, atau lauk yang berisi daging semua, mulai divariasikan dengan sayur, ikan, dan mengurangi karbohidrat. Juga tidak makan dengan jumlah atau porsi yang besar sekali makan, tetapi dengan porsi kecil hanya saja kuantitasnya yang bertambah menjadi 5-7 kali dalam sehari. Dengan begini, pengeluaran atau peredaran hormon HGH dalam tubuh akan meningkat.

Sebagian besar orang berasumsi bahwa ketika kita telah melewati batas usia remaja maka kita tidak akan bertumbuh tinggi lagi. Nyatanya batas pertumbuhan tulang rawan laki-laki adalah hingga 25 tahun dan perempuan hingga 20 tahun. Yang dibutuhkan adalah niatan kita untuk terus maju dan giat melakukan tips-tips diatas, hindari minum obat peninggi badan karena bisa saja menimbulkan efek samping baik ringan maupun fatal atau gejala-gejala alergi terhadap bahan tertentu.

                Pelari jarak jauh atau pelari maraton harus memiliki kekuatan otot yang besar agar dapat tetap bertahan di pertandingan. Pelari maraton juga harus memiliki kondisi jantung yang baik sebab organ vital ini akan memompa darah 2 liter lebih banyak dari biasanya dalam 1 menit. Begitulah fakta yang dinyatakan oleh Dr. Agim Beshiri. Beliau juga mengatakan bahwa beberapa organ akan mengalami penurunan aliran darah yang cukup signifikan dalam jangka waktu yang singkat karena tubuh akan lebih mengutamakan peredaran darah ke organ jantung, otak, dan tentu saja otot selama melakukan lari maraton.

Namun penulis percaya bahwa kita pun dapat berlari maraton meski tak sebaik mereka para pelari maraton yang memiliki faktor-faktor pendukung tersebut dengan banyak berlatih. Para ahli pun mengatakan bahwa kita dapat menjadi pelari maraton dengan berlatih lari sejak 12 minggu sebelum kompetisi atau pertandingan maraton berlangsung dan tidak lupa untuk menjaga selalu stamina tubuh. Karena sesungguhnya berlari dapat memberikan banyak manfaat pada tubuh kita. Berlari dapat memicu keluarnya endorfin yang membuat kita menjadi merasa senang dan kebal terhadap rasa sakit. Berlari juga dapat melepaskan serotonin yang membuat suasana hati menjadi lebih baik. Maka dari itu berlari dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk melepas rasa stres, cemas dan depresi.

Bagi kalian yang merasa kelebihan berat badan, berlari dapat menjadi solusinya. Normalnya, ketika berlari manusia akan mengeluarkan 3,4 sampai dengan 5 liter keringat dalam 1 jam. Hilangnya keringat sebanyak itu dapat menguragi bobot tubuh 1 sampai 1,4 kilogram selama berlari. Berdasarkan pengukuran menggunakan alat pengukur pembakaran energi, apabila seseorang yang memiliki bobot seberat 65 kilogram berlari dengan kecepatan 6,5 km/jam, 130 kalori akan terbakar dalam waktu 20 menit saja. Masih ingin diet?

Banyaknya keuntungan yang dapat kita peroleh dari berolahraga nyatanya juga dapat menimbulkan masalah apabila kita tidak berhati-hati selama melakukannya. Otot dan sendi kita akan mengalami tekanan yang signifikan selama berlari dan 40% cedera yang dialami pelari dimulai dari bagian lutut. Patellofemoral Pain atau Runner's Kneeadalah cedera lutut yang banyak dialami oleh pelari. Patellofemoral adalah sendi pada tempurung lutut. Tempurung lutut berperan penting dalam memperpanjang tuas paha depan, tetapi tempurung lutut akan menanggung 8 kali berat kita saat berlari sehingga tak kecil kemungkinan kita mengalami cedera ini. Bayangkan saja, setiap pertandingan maraton, tempurung lutut kita akan selalu bekerja keras untuk menyangga beban kita yang bisa sampai 8 kali lipat lebih berat. Lutut adalah aset berharga yang dimiliki oleh pelari maraton.

Lutut ini sendiri bisa terasa nyeri akibat otot yang secara terus menerus melakukan kontraksi (menegang) tanpa diselingi dengan melakukan relaksasi (meregang). Maka dari itu, sebelum melakukan olahraga terutama olahraga yang berat seperti berlari maraton, sangat penting bagi kita untuk melakukan pemanasan agar tubuh kita pun sudah siap untuk berolahraga. Ibaratkan tubuh kita seperti kendaraan bermotor yang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum dipakai. Kendaraan bermotor yang jarang digunakan akan rusak apabila mesin tidak selalu dipanaskan. Begitu juga kita manusia, jika kita lama tidak berolahraga pasti akan terasa kaku.

Tuhan telah memberikan kepada tiap-tiap kita masing-masing hal yang special yang tentunya berbeda atau bahkan tidak dimiliki oleh orang lain. Struktur tubuh salah satunya. Para pelari Kenya memiliki struktur tubuh yang pendek, berpostur ramping, dan memiliki kapasitas paru-paru yang cukup besar untuk mendapatkan oksigen dalam jumlah yang besar pula (untuk menambah energi yang dihasilkan dari sistem respirasi atau pernapasan di mitokondria). Namun, tidak semua orang memiliki postur demikian. Tentunya tiap negara memiliki tipikal postur yang berbeda karena faktor genetik, ras, keadaan lingkungan, dan masih banyak lagi. Berlari jarak pendek atau sprint dengan berlari jarak jauh atau maraton memiliki body goalsyang berbeda-beda karena teknik yang digunakan pun jelas berbeda juga berlari jarak pendek yang menuntut para pesertanya untuk berlari dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Setelah mengetahui berbagai macam faktor di atas, perlu kita ketahui juga bahwa selama kita berlari, sangat banyak otot kita yang bekerja. Otot primer atau primary, pendukung atau supporting, dan tambahan atau auxiliary. Ketiganya seperti ingin menyatakan bahwa bagian tubuh dari pinggul hingga telapak kaki kita sangat bekerja keras selama kita berlari. Dan kesemuanya itu saling bersinergi agar kita dapat berlari dengan baik.

Sekarang kita pun mengetahui rintangan apa saja yang harus dilalui oleh para pelari maraton untuk dapat sampai di garis finish. Mungkin saja mereka menahan rasa sakit akibat cedera di tengah pertandingan. Maka dari itu dibutuhkan juga sikap pantang menyerah, terutama terhadap rasa sakit, juga selalu optimis pada apa yang akan kita capai. Tekad yang kuat sudah pasti, juga pikirkan kembali, adakah faktor-faktor penunjang tersebut yang ada dalam diriku, mampukah aku. Tetapkan pilihan, bulatkan tekad, dan terus berlatih.

Disini penulis kembali menegaskan bahwa tak selamanya pelari maraton haruslah mereka yang memiliki gen khusus. Gen ini hanyalah faktor penunjang yang akan mempermudah kita dalam mengembangkan bakat terpendam yang mungkin kita miliki. Selain itu, struktur tulang terutama bagian kaki juga akan mempengaruhi, semakin panjang tulang kaki seseorang akan lebih baik karena setiap langkah yang diambil akan menjadi lebih besar. Kondisi tubuh yang prima dan bugar tanpa riwayat penyakit jantung misalnya.

Untuk memulai hal yang baru tentu saja dibutuhkan niat dan tekad yang kuat agar tidak patah di tengah jalan. Begitu pula dengan memulai lari maraton yang mengharuskan kita untuk terus berlatih bahkan hingga 3 kali sehari dengan target puluhan kilometer. Segala sesuatu tidak ada yang instan dan harus dimulai dari nol. Atlet yang memiliki gen khusus pun tetap harus berlatih untuk dapat mengembangkan bakatnya itu. Kita yang bahkan tidak pernah berpikir untuk menjadi pelari maraton apalagi. Cita-cita adalah pilihan, kesehatan adalah kebutuhan.

Referensi 

Hellosehat.com

Wikipedia.com

Bugaraga.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun