Mohon tunggu...
Janice Atalie
Janice Atalie Mohon Tunggu... Freelancer - apalo

hi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Black Death, Pandemi Pertama yang Melanda Eropa

1 April 2020   09:54 Diperbarui: 1 April 2020   17:45 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Black Death? Apaan tuh? Kayaknya pernah denger.

Mungkin nama Black Death terdengar tidak asing untuk kalian yang suka mencari informasi sejarah-sejarah kejadian penting atau penyakit di seluruh dunia (khususnya Eropa). Berhubung kita sedang menghadapi pandemi global dari virus corona, saya ingin menyampaikan beberapa informasi tentang the Black Death, pandemi besar yang pertama kali mewabah di Eropa.

Perkenalan

Black Death adalah pandemi (KBBI: Wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas) global yang terjadi pada abad ke-14 yaitu pada tahun 1346 sampai 1353 di Eropa (juga Asia) dengan angka kematian yang sangat tinggi. Black Death telah memakan korban sekitar 75 sampai 200 juta orang, yang artinya telah mengurangi lebih dari 60% populasi di Eropa. Untuk kalian yang belum tahu, Black Death sebenarnya adalah wabah pes (KBBI: penyakit menular yang disebabkan oleh basil (bakteri batang), ditularkan oleh kutu-kutu tikus kepada manusia) yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis di hewan pengerat liar yang suka hidup dekat manusia. Penyakit ini memang awalnya tidak menular antarmanusia, namun infeksi bakteri serius dapat terjadi akibat kutu-kutu di hewan pengerat yang terinfeksi. Penyebarannya memang sulit dan cenderung lambat, tetapi penyakit ini sukar disembuhkan dan membutuhkan perawatan medis yang mendesak. Black Death dikenal dengan nama yang bermacam-macam, ada yang menyebutnya Great Mortality, Pestilence, the Great Bubonic Plague / the Great Plague atau the Black Plague, namun akhirnya Black Death menjadi nama tetap dari wabah ini. Black Death diambil dari bahasa Latin “atra mortem” karena beberapa gejala yang dialami penderita berhubungan dengan warna hitam. Gejala-gejalanya berupa kulit menghitam pada jari tangan, jari kaki, atau ujung hidung karena jaringan yang telah mati. 

Masa Penyebaran

Source: naturalearthdata.com
Source: naturalearthdata.com

Wabah ini diperkirakan berasal dari Asia sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu, tetapi menurut spekulasi peneliti, wabah ini ada di Eropa sejak 3000 SM. Black Death menyebar secara cepat ke daerah lain melalui kapal dagang dan migrasi tikus. Ada beberapa pihak yang percaya Black Deart masuk lewat perdagangan di jalur sutra. Tetapi sejarawan Norwegia Ole Jorgen Benedictow membantah hal ini dan menyatakan pes tidak masuk lewat Tiongkok melainkan muncul dari Laut Kaspia, selatan Rusia (Ukraina), mulai pada musim semi di tahun 1346. 

Wabah ini dipercaya menyebar ke barat melalui tikus Rusia, lalu menginfeksi  tikus-tikus di Eropa. Lalu, kutu tersebut ditularkanlah ke manusia. Ada juga sumber yang mengatakan bahwa pes ini ditularkan melalui tikus di kapal dagang Italia. Karena adanya perdagangan antara Italia dengan London, Jerman, dan Norwegia. Inilah alasan mengapa wabah pes ini bisa menjangkit seluruh negara Eropa. Dari London, wabah ini berlanjut lagi ke Eropa Utara. Tidak hanya Inggris di London, pes juga menyebar di Oslo, ibukota Norwegia, Jerman, dan Belanda. Ternyata wabah pes ini berhenti pada musim dingin, tetapi setelah musim dingin, saat suhu sudah menghangat, wabah ini kembali bekerja. Gejala dari wabah pes ini pun sangat mengerikan. Orang yang terjangkit akan mengalami pembengkakan di daerah tertentu seperti di pangkal paha dan dibawah ketiak. Ukuran dari benjolan ini sebesar sebuah telur sampai sebuah apel, ini alasan mengapa Black Death sering disebut sebagai wabah bisul. Pembengkakan ini disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening yang menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

Akhir dari Masa Kegelapan

Source: Boombastis.com
Source: Boombastis.com

Tercatat bahwa setelah wabah pes ini, wabah pes lainnya sudah menurun di abad ke-18 dan 19. Kemunduran hebat dalam hal tenaga kerja, seni, budaya, dan ekonomi terjadi di Eropa. Bahkan, dibutuhkannya sekitar 200 tahun untuk mengembalikan populasi awal Eropa yang hilang. Ada beberapa cara Eropa dalam mengatasi pandemi ini. Mereka melakukan karantina mandiri (seperti yang sedang kita lakukan di Indonesia saat ini) dengan cara melakukan physical distancing / pembatasan jarak. Mereka juga melakukan cara seperti menjaga kebersihan masing-masing agar tidak ada hewan yang menjadi sarana penyebaran dan melanjutkan pandemi ini. Kremasi menjadi pilihan utama karena banyaknya jasad tidak memungkinkan untuk melakukan penguburan. Akhirnya, pandemi ini selesai karena imunitas orang Eropa yang semakin meningkat. 

Tidak disangka, ternyata wabah pes ini pernah memasuki wilayah Nusantara pada tahun 1910. Wabah ini membuat orang-orang Belanda di Indonesia panik karena trauma yang disebabkan oleh pandemi Black Death di Eropa. Perawatan yang sangat intensif dilakukan untuk menanganinya. Sekarang wabah pes ini sudah jarang terdengar di seluruh dunia, kecuali di benua Afrika, umumnya di Republik Demokratik Kongo, Madagaskar, Peru, dan area yang belum memiliki tingkat kebersihan yang ideal. 

Hal Unik

Source: Boombastis.com
Source: Boombastis.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun