"Kamu mau disembelih?
"Ya , wahai tabib, potonglah leherku ini dengan segera!"
Akibatnya, Ibnu Sina meminta kepada orang disekitarnya untuk membawakan golok atau senjata tajam dan tali untuk menggorok pasiennya tersebut. Pasien itu diikat tangan dan kakinya layaknya sapi kurban serta diletakkan di dipan. Golok yang tajam sudah dipegang erat-erat oleh Ibnu Sina dan sudah siap diletakkan di leher pasiennya. Lalu Ibnu Sina berkata :
"Saya mau menyembelihmu, tapi sayang sekali sapi ini sangat kurus . Tak ada daging dan hanya tulang berbalut kulit. Tentu, orang-orang tidak akan mau makan dari sapi yang kurus begini!."
 "Dokter sembelih saja! Saya sudah siap untuk disembelih!"
 Ibnu Sina balik menjawab pasien," Baik saya akan menyembelihmu ingat!, saya akan kembali jika sapi ini sudah gemuk supaya orang-orang dapat memakan sapi ini dengan puas dan lezat."
 "Kamu harus makan makanan yang banyak dan lezat secara teratur seperti orang-orang kebanyakan ya". Ibnu Sina kembali mengingatkan.
"Dokter harus menepati janji jika aku sudah gemuk"
"Pasti"
Demikianlah cara Ibnu Sina dalam mengobati pasien yang mengidap delusi. Pasien tersebut mulai makan dan minum secara teratur. Pada awalnya karena berniat menjadi sapi yang gemuk demi memenuhi syarat penyembelihan, pasien itu terus makan dan minum. Perlahan-lahan kesehatannya mulai pulih dan berkembang baik, sarafnya pun mulai membaik. Pikirannya pun mulai terang.
Akhirnya Ibnu Sina memenuhi janjinya untuk pasien tersebut. Ia kembali membawa tali dan golok. Lalu ia berkata pada pasien " Saya datang untuk memenuhi janji pada anda"