Mohon tunggu...
Jane Nj
Jane Nj Mohon Tunggu... Cleaning Service -

Selanjutnya

Tutup

Humor

Di balik Sapu dan Dustpan (Gara-Gara Bohongin Emak)

30 Maret 2019   21:30 Diperbarui: 30 Maret 2019   21:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Zaenab hanya ber o saja kemudian menyantap kentang goreng dan burger yang di pesannya. Gue cuma menelan ludah menyaksikan mereka makan dengan segala kehebohannya.

 "Bang Zai. Ada film yang lagi seru tau," celetuk Riri tiba-tiba setelah kami selesai makan dan semuanya seperti satu suara mendukung apa yang di katakan cewek berkulit gelap tersebut.

 Dahi gue mengkerut dan garuk-garuk kepala.

 "Film Dilan Bang," kata Zaenab di tengah berisik teman-temannya.

 Gue cuma nyengir. Sebenarnya dari kemarin juga gue niatnya mau ngajak Zaenab nonton film Dilan. Tapi sial malah jadi nonton berjamaah gini dan harga tiket tuh lebih mahal kalau hari minggu ketimbang hari biasa. Udah gitu semuanya juga pesen popcorn sama minuman lagi.

 Sialnya, udah gue yang bayarin ehhh duduknya pun beda seat karena enam seat itu buat mereka semua. Kalau caranya begini, sama aja gue nonton sendirian. Sepanjang film gue jadi gak tau itu Dilan sama Melia ngapain aja, karena yang ada di kepala cuma hitungan angka yang udah gue abisin buat ini semua.

 Setelah acara nonton, gue bersyukur karena geng rusuh itu gak minta apa-apa lagi. Ketika mereka minta untuk bayarin ongkos taksi online pun gue menyanggupi. 

 "Maafin teman-teman Zaenab ya Bang. Mereka suka keterlaluan gitu, saya jadi gak enak," Zaenab merasa bersalah.

 "Ah gak apa kok Nab, abang ikhlas lillahi taala. Mereka kan juga teman-teman abang," gue mencoba tegar, padahal dalam hati udah nangis karena hampir satu juta duit yang dikeluarin. Udah habis banyak, eh pegang tangan dia aja belum kesampean.

  Tapi, gue masih punya harapan karena nanti bakal boncengan sama Zaenab. Udah kebayang nanti kalau ada polisi tidur atau ngerem dadakan, dia pasti akan peluk-peluk gue. Dan kalau perlu nanti rutenya lewat kuburan aja biar kesannya seram dan pasti Zaenab ketakutan. 

 "Bang, Bang Zai," suara Zaenab membuyarkan lamunan gue. Gelagapan gue nengok kearah tadi cewek itu berada, tapi kok gak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun