Mohon tunggu...
Rully Arnando
Rully Arnando Mohon Tunggu... -

kopi hitam, tempe mendoan , paper berserakan.. dan malamku tak berujung..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Akan Bersikap Tegas Menghadapi Skandal Ari dan Rini

28 April 2018   21:02 Diperbarui: 29 April 2018   12:49 71742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RS : Jadi masalah-masalah off-take.. kalau tidak dapat off-take dari sana juga tidak dapat pendanaan, gitu loh..itu aja

SB : ya gak apa juga bu, Cuma 15% berdua ya gak nett lah pak, saya bilang, jangan segitulah pak, kan malu saya sebagai dirut PLN cuman dapat 7,5%, ..saya bilang begitu.

(Sumber Transkrip : Rekaman Telepon Rini Soemarno dan Sofyan Basir)

Rekaman ini sebenarnya sudah menjadi pintu pembuka bagi permasalahan BUMN bahwa sumber permasalahan BUMN ada di keluarga Soemarno, dimana dua kakak Rini Soemarno yaitu : Ari Soemarno dan Ongky Soemarno menjadi Godfather atas proyek proyek di banyak BUMN. 

Jelas ini harus dibuka di depan publik, berapa banyak proyek Ari Soemarno di sektor Migas, juga betapa berpengaruhnya Ongky Soemarno melakukan proses Assesment Dirut-Dirut BUMN, yang pada akhirnya semua BUMN bukan lagi bekerja untuk negara, tapi bekerja untuk keluarga Soemarno. Kalaupun pihak Kementerian BUMN membuka soal rekaman ini lengkap, maka semakin jelas bahwa keluarga Soemarno bermain, dan semakin banyak lembaga lembaga masyarakat non pemerintah melakukan investigasi adanya permainan BUMN yang dikuasai keluarga Soemarno.

Jejaring kekuatan Rini ada di dua hal. Di bidang keuangan ada Dirut BNI Achmad Baiquni di sektor ini Rini menguasai sekali jejaringnya untuk manajemen kepentingan pribadi di seluruh lingkungan Perbankan, di Politik ada "Teman Tapi Mesra"-nya Widjono Harjanto atau lebih dikenal nama "Onny" yang merupakan kader Partai Gerindra. 

Untuk akses ke Prabowo sendiri sebenarnya bukan kepentingan politik saja, tapi ada hal-hal pribadi. Hubungan Onny dan Rini sudah jadi cerita lama yang berkembang di kalangan elite-elite.  Sementara di kelompok Jokowi, Rini memegang kendali "Jaringan Solo" mereka ini adalah bawaan Jokowi dari Solo yang kemudian merapat ke Rini Soemarno.

Jokowi sendiri tampaknya masih diam melihat jaringan jaringan Rini berkembang dimana-mana, satu yang dipunyai Jokowi adalah ketulusan membangun bangsanya. Perkara anak buahnya yang nakal, ia akan mendiamkan dan memperhatikan bagaimana anak anak buahnya ini akan memperlihatkan sendiri kenakalannya di muka publik lalu menggali lubang kuburnya sendiri. Inilah gaya politik Jokowi yang sangat khas dengan budaya Solo, dimana seseorang akan dibiarkan menggambarkan dirinya dengan kelakuannya “becik ketitik olo ketoro”.

Sementara dengan pemecatan Dwi Soetjipto dan Elia Massa Manik serta banyak CEO-CEO BUMN yang diintimidasi oleh Rini akan tergerak hatinya, bahwa mereka bekerja untuk Perusahaan Negara bukan Perusahaan Keluarga Soemarno. Penyebutan rekaman soal "Pak Ari" dan "Kakak Yang Satu Lagi" (maksudnya Ongki Soemarno) menunjukkan bagaimana berkuasanya keluarga Soemarno di BUMN-BUMN, dan ini jelas menyalahi perintah Presiden Jokowi

Bahwa BUMN harus dikembangkan profesional dan bukan maenan proyek "orang dalam", bahkan Presiden menunjukkan bagaimana dua anak lelakinya Gibran dan Kaesang berbisnis tanpa melibatkan pengaruh kekuasaan, sementara Rini Soemarno menyelewengkan Perintah Presiden dengan menggunakan nepotisme yang amat kental dalam proyek proyek BUMN dengan melibatkan keluarganya, apapun sanggahan dari kasus rekaman ini sudah menunjukkan, seorang Dirut PLN merasa ketakutan untuk berbagi jatah dengan Ari Soemarno yang juga kakak dari Rini Soemarno. 

Disitu juga Rini tergambarkan berusaha menjadi penengah, padahal semuanya ini sandiwara Rini di depan banyak Dirut Dirut BUMN soal Kakaknya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun