Kecerdasan tinggi Ari Soemarno membaca arus perdagangan Pertamina, rupanya dibaca juga oleh adiknya Rini Soemarno yang saat itu menjabat Menteri Perindustrian di tahun 2003, ia menjaga karir kakaknya dan kemudian tanpa disangka Ari bisa menembus menjadi Dirut Petral (Pertamina Trading Limited), disinilah kemudian Ari Soemarno belajar banyak dari Reza Chalid.
Jelang Pemilu 2004, ada permainan penting Ari Soemarno dalam dunia politik, sebagai upaya menguasai Pertamina.
Ia adalah orang dibalik penggagalan Jusuf Kalla menjadi Cawapres Megawati, dan kemudian meyakinkan JK untuk bergandengan dengan SBY, ia melihat arah angin politik bahwa JK sebenarnya menjadi kunci kemenangan 2004, siapa yang bergandengan dengan JK bisa menguasai wilayah Indonesia Timur. Oleh Ari Soemarno dilakukan operasi politik dimana kemudian secara cerdik mengarahkan Megawati berdampingan dengan Hasyim Muzadi, dan Jusuf Kalla diarahkan berdampingan dengan SBY.
 Bila Rini Soemarno, sebagai bagian dari Kabinet Megawati, mendekat ke Mega. Maka tugas kakaknya Ari Soemarno adalah merapat ke SBY.Â
Ari bisa yakin SBY menang menghadapi petahana Megawati, karena faktor "Mega tidak disukai Amerika" dan kemudian Ari Soemarno-lah yang mengatur Blok Cepu dilepas ke Exxon, sebagai kompensasi apabila SBY menang dalam Pilpres 2004.
Ternyata prediksi Ari Soemarno benar, bahwa SBY-lah pemenang Pilpres 2004 disinilah SBY memberikan balas jasa kepada Ari Soemarno untuk menjabat Dirut Pertamina, dan agenda utama adalah "memberikan konsesi operator Blok Cepu kepada Exxon", sebagai balas jasa dukungan Amerika kepada SBY.
Sementara Pertamina ditinggalkan, dari sinilah apa yang dicita citakan sebagai Kedaulatan Energy digadaikan dalam kemenangan SBY dimana Ari Soemarno  bertindak sebagai eksekutor pengalihan dari Pertamina ke Exxon.
Singkat waktu Ari Soemarno merasa sudah harus membangun "negara di dalam negara" di entitas Pertamina, negara kecil itu adalah ISC, dimana ia melihat Indonesia sangat bergantung dengan impor minyak, dari sinilah ia juga mulai berpikir untuk memegang kendali politik di Indonesia ada pada ISC yang menjadi penjaga supply minyak dan juga tanpa disadari menjadi gantungan hidup jutaan rakyat Indonesia.
Untuk memperkuat ISC maka ia harus menarik Petral ke dalam kendali dirinya, inilah proyek besar Ari Soemarno pertama dalam langkah demi langkah mengendalikan Pertamina.
Ia menarik Sudirman Said, karena ia tahu jaringan Sudirman Said bisa dimanfaatkan dalam memperkuat citra ISC sebagai penggebuk Petral dan mengelabui publik bahwa ISC menjadi bagian dari upaya restrukturisasi perusahaan Pertamina, padahal ISC sesungguhnya merupakan transformasi Petral yang diubah menjadi mesin uang bagi keluarga Soemarno yang kemudian menjadi realitas setelah SBY selesai masa jabatan 2014.
Gerakan Ari Soemarno dalam mengubah Petral kedalam pengaruh kekuasaan Ari  dimasa SBY mengalami kegagalan total, karena SBY dan isterinya Ani Yudhoyono menolak pembubaran Petral.