Mereka dianggap sebagai pekerjaan "kelas bawah" yang tidak memiliki nilai.Â
Tak jarang pula pemulung diperlakukan dengan kasar atau dicurigai melakukan tindakan yang tidak semestinya.
Stigma ini menciptakan ketidakadilan sosial yang menambah beban hidup mereka.
Padahal, pemulung adalah bagian dari masyarakat yang bekerja keras untuk mencari nafkah secara halal.Â
Mereka tidak meminta belas kasihan, melainkan berkontribusi secara nyata dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Jika kita bisa mengubah cara pandang terhadap pemulung, menghilangkan stigma negatif, dan mulai menghargai pekerjaan mereka, dampaknya tidak hanya pada kesejahteraan pemulung itu sendiri, tetapi juga pada kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Bayangkan Dunia Tanpa Pemulung
Coba renungkan, bagaimana jadinya jika tidak ada pemulung?Â
Sampah akan menumpuk di mana-mana.
Tanpa ada yang memilah dan mengumpulkan sampah, sistem pengelolaan limbah akan lumpuh.Â
Sungai-sungai akan penuh dengan plastik dan limbah lainnya, menyebabkan banjir saat musim hujan tiba.Â
Lautan, yang merupakan sumber kehidupan bagi jutaan makhluk hidup, akan dipenuhi oleh sampah, mengancam keberlangsungan ekosistem laut.
Bahkan di kota-kota besar, pemandangan jalanan yang bersih tak akan terwujud tanpa kontribusi pemulung.Â
Pemulung adalah roda kecil dalam sistem besar yang sering diabaikan, namun sangat penting keberadaannya.