Solusi yang dapat diambil antara lain:
- Peningkatan Kapasitas Lembaga: Bank Tanah perlu dibekali dengan tenaga ahli yang memahami hukum adat, agraria, dan keberlanjutan lingkungan.
- Transparansi dan Partisipasi Publik: Pengelolaan tanah harus melibatkan masyarakat adat secara aktif, mulai dari perencanaan hingga implementasi kebijakan.
- Penegakan Hukum yang Tegas: Konflik tanah harus diselesaikan 600dengan pendekatan hukum yang adil, terutama jika menyangkut pelanggaran hak tanah adat.
Bank Tanah memiliki potensi besar sebagai instrumen kebijakan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat di Indonesia, termasuk perlindungan terhadap hak tanah adat.Â
Namun, keberhasilan ini bergantung pada bagaimana kebijakan Bank Tanah dirancang dan diimplementasikan.Â
Pendekatan yang berbasis keberlanjutan, transparansi, dan pengakuan terhadap nilai-nilai lokal harus menjadi inti dari pengelolaan tanah oleh lembaga ini.
Melalui langkah-langkah strategis dan kolaboratif, Bank Tanah dapat menjadi jembatan antara pembangunan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat.Â
Dengan begitu, Indonesia tidak hanya akan mencapai kesejahteraan ekonomi, tetapi juga memastikan keberlanjutan sosial dan budaya yang menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H