Diperkirakan, limbah MBG dapat menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2e) sebesar 127,5 hingga 255 ton per hari. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah makanan harus menjadi prioritas untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Mengubah Limbah Menjadi Aset
Daripada melihat limbah MBG sebagai masalah, ada peluang besar untuk mengubahnya menjadi aset berharga melalui pendekatan ekonomi sirkular.Â
Salah satu metode yang efektif adalah mengolah limbah menjadi kompos.Â
Limbah makanan kaya akan bahan organik yang dapat diubah menjadi pupuk organik berkualitas tinggi melalui proses fermentasi dan dekomposisi.Â
Kompos ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah, mendukung pertanian organik, dan mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia.
Selain itu, limbah makanan juga dapat dimanfaatkan dalam budidaya maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF).Â
Maggot mampu mendegradasi limbah organik dengan cepat, sehingga secara signifikan mengurangi volume limbah.Â
Larva yang dihasilkan kemudian dapat digunakan sebagai pakan ternak yang kaya protein.Â
Dengan cara ini, limbah makanan tidak hanya berkurang, tetapi juga memberikan solusi hemat biaya bagi peternak, misalnya untuk pakan itik dan ayam.
Manfaat Ekologis dan Ekonomis
Transformasi limbah makanan menjadi kompos dan maggot memberikan manfaat ganda, baik secara ekologis maupun ekonomis.Â
Secara ekologis, langkah ini membantu mengurangi jumlah limbah yang berakhir di TPA dan mengurangi emisi gas rumah kaca.Â