Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasianer Terpopuler 2024, Pemerhati Lingkungan.

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Jangkrik" Solusi Alternatif Mengurangi Pemanasan Global Demi Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

13 Januari 2025   00:00 Diperbarui: 12 Januari 2025   22:34 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangkrik sebagai sumber protein alternatif yang ramah lingkungan dan efisien. (sumber foto: Jandris_Sky)

Dengan emisi gas rumah kaca yang rendah, efisiensi penggunaan sumber daya, dan kandungan nutrisi yang kaya, jangkrik merupakan alternatif protein yang ramah lingkungan dan menyehatkan. 


Pemanasan global menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. 

Peningkatan suhu bumi akibat emisi gas rumah kaca yang terus meningkat telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari cuaca ekstrem, mencairnya es di kutub, hingga ancaman terhadap ketahanan pangan global. 

Dalam upaya menghadapi tantangan ini, konsep pembangunan berkelanjutan menjadi kunci. 

Jangkrik sebagai sumber protein alternatif yang ramah lingkungan dan efisien. (sumber foto: Jandris_Sky)
Jangkrik sebagai sumber protein alternatif yang ramah lingkungan dan efisien. (sumber foto: Jandris_Sky)

Salah satu solusi yang dapat berkontribusi signifikan adalah pemanfaatan jangkrik sebagai sumber protein alternatif yang ramah lingkungan dan efisien.

Jangkrik dan Tantangan Pemanasan Global

Sektor peternakan adalah salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca. 

Hewan ternak seperti sapi menghasilkan metana dalam jumlah besar, sebuah gas rumah kaca yang memiliki daya pemanasan lebih dari 80 kali lipat karbon dioksida dalam 20 tahun pertama setelah dilepaskan ke atmosfer. 

Beternak jangkrik. (sumber foto: Jandris_Sky)
Beternak jangkrik. (sumber foto: Jandris_Sky)

Dibandingkan dengan sapi, jangkrik menghasilkan gas rumah kaca kurang dari 0,1% dari jumlah yang dihasilkan oleh sapi. 

Fakta ini menunjukkan bahwa menggantikan sebagian konsumsi daging sapi dengan protein yang dihasilkan jangkrik dapat secara signifikan mengurangi kontribusi peternakan terhadap pemanasan global.

Selain itu, jangkrik menghasilkan 80% lebih sedikit metana dibandingkan sapi, menjadikannya pilihan yang jauh lebih bersahabat dengan lingkungan. 

Oleh karena itu, mengintegrasikan jangkrik ke dalam sistem pangan global bukan hanya pilihan yang bijaksana tetapi juga mendesak untuk memitigasi dampak perubahan iklim.

Efisiensi Jangkrik dalam Penggunaan Sumber Daya

Produksi protein dari ternak besar membutuhkan sumber daya yang sangat besar, baik dalam bentuk pakan, air, maupun lahan. 

Jangkrik menunjukkan efisiensi yang luar biasa dalam memanfaatkan sumber daya ini. 

Jangkrik dapat hidup dengan memanfaatkan sisa makanan, sehingga berpotensi mengurangi limbah organik. (sumber foto: Jandris_Sky)
Jangkrik dapat hidup dengan memanfaatkan sisa makanan, sehingga berpotensi mengurangi limbah organik. (sumber foto: Jandris_Sky)

Untuk menghasilkan satu kilogram protein, jangkrik membutuhkan pakan 12 kali lebih sedikit dibandingkan sapi, empat kali lebih sedikit dibandingkan domba, dan setengah dari pakan yang dibutuhkan oleh ayam pedaging.

Selain itu, jangkrik hanya membutuhkan lahan 15 kali lebih kecil dan air 2000 kali lebih sedikit dibandingkan sapi untuk menghasilkan jumlah protein yang sama. 

Dengan efisiensi ini, budidaya jangkrik dapat membantu mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam yang semakin menipis, seperti air bersih dan lahan subur, sehingga mendukung terciptanya sistem pangan yang lebih berkelanjutan.

Manfaat Nutrisi Jangkrik

Jangkrik tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga kaya akan nutrisi. 

Serangga ini mengandung protein berkualitas tinggi, lemak sehat, vitamin, mineral, dan serat. 

Kandungan serat pada jangkrik, khususnya, memiliki manfaat bagi kesehatan usus. 

Dengan demikian, jangkrik tidak hanya berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan tetapi juga meningkatkan kesehatan masyarakat.

Adopsi jangkrik sebagai sumber protein utama dapat membantu mengatasi masalah kekurangan gizi, terutama di wilayah-wilayah dengan akses terbatas terhadap sumber protein konvensional. 

Selain itu, diversifikasi sumber protein melalui jangkrik dapat meningkatkan ketahanan pangan global.

Peran Jangkrik dalam Pembangunan Berkelanjutan

Mengintegrasikan jangkrik ke dalam sistem pangan global dapat membantu mencapai berbagai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). 

Dalam hal ini, jangkrik memiliki potensi besar untuk mendukung beberapa target utama SDGs, seperti:

1. Mengakhiri kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan (SDGs 2): 

Jangkrik adalah sumber protein yang efisien, bergizi, dan mudah dibudidayakan.

2. Mendorong pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan (SDGs 12): 

Dengan memanfaatkan lebih sedikit sumber daya dibandingkan ternak besar, jangkrik menciptakan sistem pangan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

3. Aksi terhadap perubahan iklim (SDGs 13): 

Emisi gas rumah kaca dari jangkrik jauh lebih rendah dibandingkan dengan ternak konvensional, sehingga membantu mengurangi dampak pemanasan global.

Budidaya jangkrik juga dapat dilakukan di berbagai skala, mulai dari usaha kecil hingga skala industri, sehingga membuka peluang ekonomi baru, terutama bagi masyarakat di negara berkembang. 

Dengan memanfaatkan sisa makanan sebagai pakan, budidaya jangkrik juga mendukung pengurangan limbah makanan, yang menjadi masalah serius di banyak negara.

Masa Depan dengan Jangkrik

Untuk mengadopsi jangkrik sebagai bagian dari solusi global, langkah-langkah strategis perlu diambil. 

Edukasi masyarakat tentang manfaat nutrisi dan lingkungan dari konsumsi jangkrik menjadi penting untuk mengubah persepsi dan meningkatkan penerimaan. 

Inovasi dalam pengolahan jangkrik, seperti tepung jangkrik, makanan ringan berbasis jangkrik, dan suplemen protein, dapat membantu memperluas penggunaannya.

Pemerintah dan sektor swasta juga memiliki peran penting dalam mendukung penelitian dan pengembangan di bidang budidaya jangkrik. 

Kebijakan yang mendorong diversifikasi pangan dan pengurangan emisi karbon di sektor peternakan dapat menjadi katalis untuk adopsi jangkrik secara lebih luas.

Jangkrik adalah solusi alternatif yang menjanjikan dalam menghadapi tantangan pemanasan global sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan. 

Dengan emisi gas rumah kaca yang rendah, efisiensi dalam penggunaan sumber daya, dan manfaat nutrisinya, jangkrik dapat menjadi bagian penting dari sistem pangan masa depan yang lebih sehat, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. 

Langkah untuk mengintegrasikan jangkrik dalam pola konsumsi global bukan hanya akan membantu menekan laju pemanasan global tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun