Selain itu, jangkrik menghasilkan 80% lebih sedikit metana dibandingkan sapi, menjadikannya pilihan yang jauh lebih bersahabat dengan lingkungan.Â
Oleh karena itu, mengintegrasikan jangkrik ke dalam sistem pangan global bukan hanya pilihan yang bijaksana tetapi juga mendesak untuk memitigasi dampak perubahan iklim.
Efisiensi Jangkrik dalam Penggunaan Sumber Daya
Produksi protein dari ternak besar membutuhkan sumber daya yang sangat besar, baik dalam bentuk pakan, air, maupun lahan.Â
Jangkrik menunjukkan efisiensi yang luar biasa dalam memanfaatkan sumber daya ini.Â
Untuk menghasilkan satu kilogram protein, jangkrik membutuhkan pakan 12 kali lebih sedikit dibandingkan sapi, empat kali lebih sedikit dibandingkan domba, dan setengah dari pakan yang dibutuhkan oleh ayam pedaging.
Selain itu, jangkrik hanya membutuhkan lahan 15 kali lebih kecil dan air 2000 kali lebih sedikit dibandingkan sapi untuk menghasilkan jumlah protein yang sama.Â
Dengan efisiensi ini, budidaya jangkrik dapat membantu mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam yang semakin menipis, seperti air bersih dan lahan subur, sehingga mendukung terciptanya sistem pangan yang lebih berkelanjutan.
Manfaat Nutrisi Jangkrik
Jangkrik tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga kaya akan nutrisi.Â
Serangga ini mengandung protein berkualitas tinggi, lemak sehat, vitamin, mineral, dan serat.Â
Kandungan serat pada jangkrik, khususnya, memiliki manfaat bagi kesehatan usus.Â