Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasianer Terpopuler 2024, Pemerhati Lingkungan.

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengapa Masakan Tungku Kayu Bakar Lebih Wangi dan Lezat? Apa Rahasianya!

5 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 5 Januari 2025   02:58 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasak dengan tungku kayu bakar juga membawa kita lebih dekat dengan tradisi dan alam. (sumber foto: Jandris_Sky)

Bara api ini kemudian membakar tetesan tersebut, menghasilkan aroma panggang yang khas. 

Asap yang dihasilkan dari proses ini kembali naik dan "membumbui" makanan, menciptakan lapisan rasa yang kaya dan kompleks.

Proses ini, yang sering disebut sebagai "umpan balik aroma," sulit didapatkan jika memasak menggunakan kompor gas atau listrik. 

Hal inilah yang membuat masakan seperti sate, ikan bakar, atau ayam panggang dari tungku kayu terasa lebih otentik dan memikat.

Koneksi dengan Tradisi dan Alam

Masakan tungku kayu bakar tidak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang tradisi dan koneksi dengan alam. 

Metode ini telah digunakan selama berabad-abad di berbagai budaya di dunia, termasuk Indonesia. 

Memasak dengan kayu bakar sering kali mengingatkan pada suasana pedesaan, di mana makanan dimasak dengan penuh kesabaran dan cinta.

Kayu bakar yang digunakan biasanya berasal dari pohon lokal, yang memberikan rasa khas sesuai dengan daerah masing-masing. 

Misalnya, di Indonesia, banyak rumah tangga menggunakan kayu pohon kelapa atau rambutan untuk memasak, menghasilkan aroma yang berbeda dari daerah lain.

Tantangan Memasak dengan Tungku Kayu Bakar

Meski memiliki banyak keunggulan, memasak dengan tungku kayu bakar juga memiliki tantangan tersendiri. 

Membakar kayu dan menjaga bara api membutuhkan kesabaran dan keterampilan.

Di era modern yang serba cepat, banyak orang merasa metode ini kurang praktis dibandingkan dengan kompor gas atau listrik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun