Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasianer Terpopuler 2024, Pemerhati Lingkungan.

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengapa Masakan Tungku Kayu Bakar Lebih Wangi dan Lezat? Apa Rahasianya!

5 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 5 Januari 2025   02:58 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasak dengan tungku kayu bakar juga membawa kita lebih dekat dengan tradisi dan alam. (sumber foto: Jandris_Sky)

Bagi siapa pun yang ingin merasakan keajaiban masakan tungku, mencoba memasak dengan kayu bakar adalah cara sempurna untuk menghargai warisan kuliner tradisional.

Dalam dunia kuliner, setiap metode memasak memiliki ciri khasnya. Salah satu yang paling sering dipuji adalah masakan yang dimasak menggunakan tungku kayu bakar. 

Banyak yang meyakini bahwa masakan tungku ini memiliki aroma dan cita rasa yang tidak dapat disaingi oleh metode memasak modern seperti kompor gas, listrik, atau induksi. 

Tapi apa sebenarnya rahasia di balik kelezatan dan keharuman masakan tungku kayu bakar? 

Mari kita bahas secara mendalam.

Bumbu Rahasia dari Asap Kayu Bakar

Salah satu faktor utama yang membuat masakan tungku kayu bakar terasa lebih lezat adalah keberadaan "bumbu rahasia" berupa asap kayu bakar. 

Ketika kayu terbakar, ia menghasilkan asap yang kaya dengan senyawa kimia alami seperti fenol dan karbonil. 

Memasak dengan kayu bakar sering kali mengingatkan pada suasana pedesaan. (sumber foto: Jandris_Sky)
Memasak dengan kayu bakar sering kali mengingatkan pada suasana pedesaan. (sumber foto: Jandris_Sky)

Senyawa ini berperan penting dalam memberikan rasa dan aroma khas pada masakan.

Asap kayu secara alami meresap ke dalam bahan makanan, menciptakan rasa smoky yang lembut dan kompleks.

Hal ini terutama terasa pada masakan seperti ikan panggang, daging bakar, atau bahkan sup tradisional yang dimasak dalam waktu lama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun